kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Holding Ultra Mikro berjalan, Pegadaian pasang target agresif di 2022


Kamis, 05 Agustus 2021 / 12:03 WIB
Holding Ultra Mikro berjalan, Pegadaian pasang target agresif di 2022
ILUSTRASI. Petugas melayani nasabah Pegadaian di Jakarta.


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pegadaian (Persero) belum mengubah target kinerja untuk semester II 2021 walau ada integrasi dengan ekosistem Holding Ultra Mikro bersama Bank BRI dan PNM. 

Direktur Pemasaran dan Pengembangan Produk Pegadaian Harianto Widodo mengungkapkan, alasan perusahaan pelat merah ini tidak mengubah target karena kondisi ekonomi segmen mikro belum menunjukkan performa lebih baik dari tahun lalu walau sudah ada pelonggaran mobilitas. 

"Sepertinya (kondisi) tidak sebaik tahun lalu. Masih banyak tantangannya. Ekspansi kami masih pakai RKAP awal tahun," jelas Harianto dalam keterangan resmi yang diterima Kontan.co.id, Kamis (5/8). 

Meski demikian, dia berharap integrasi Holding BUMN Ultra Mikro membuat kinerja Pegadaian tetap positif walau cenderung konservatif. 

Namun, untuk tahun depan, akan ada penyesuaian target, kinerja Pegadaian diproyeksikan lebih agresif, seiring berjalannya integrasi Holding Ultra Mikro. 

"Integrasi yang saat ini diakselerasi, ada di jaringan co-location, dan teknologi informasi. Tim bisnis juga terus melakukan kajian tim bersama manajemen kantor," kata dia. 

Baca Juga: Dorong holding ultra mikro, Pegadaian sinergikan jaringan digital

Sebagai gambaran, pada 2020, pendapatan usaha Pegadaian meningkat 24,27% dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp 17,67 triliun menjadi Rp 21,96 triliun. Adapun laba bersih pada 2020 mencapai Rp 2,02 triliun. 

Pegadaian juga mencatatkan, kenaikan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN) dari Rp 154 miliar pada 2019 menjadi Rp 2,12 triliun pada 2020.

Outstanding loan Pegadaian tumbuh 5% pada 2020 menjadi Rp 54,7 triliun, dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 50,4 triliun. Khusus produk gadai, pada 2020 tumbuh 20,6% secara tahunan atau menjadi Rp 48,6 triliun. 

Gadai pelat merah ini juga mampu menjaga kredit masalah (NPL) pada level yang cukup baik pada 2020 yaitu 1,01%.

Sementara itu, untuk jaringan pelayanan Pegadaian diperkuat dengan 1 kantor pusat, 12 kantor wilayah, 59 kantor area, 642 kantor cabang, 3.579 kantor unit pelayanan cabang, 29 gerai The Gade Coffee and Gold serta 14 Bank Sampah.

Selanjutnya: IHSG menguat ke 6.202 pada sesi pertama hari ini, asing genggam HEAL, BBRI, BMRI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×