kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,34   -28,38   -2.95%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Holding Ultra Mikro (UMi) Salurkan Pembiayaan Rp 183,9 Triliun per Agustus


Minggu, 09 Oktober 2022 / 11:28 WIB
Holding Ultra Mikro (UMi) Salurkan Pembiayaan Rp 183,9 Triliun per Agustus
ILUSTRASI. Holding Ultra Mikro (UMi) terus berupaya untuk menjalankan bisnis bagi pelaku usaha mikro dengan komitmen go smaller.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Holding Ultra Mikro (UMi) terus berupaya untuk menjalankan bisnis bagi pelaku usaha mikro dengan komitmen go smaller. Holding yang terdiri dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk bersama PT Pegadaian dan PT Permodalan Nasional Madani (PNM) telah melayani kebutuhan 23,5 juta nasabah dengan total outstanding pembiayaan mencapai sebesar Rp 183,9 triliun per Agustus 2022.

Hingga Agustus 2022 integrasi layanan ketiga entitas atau co-location melalui Gerai Senyum sudah mencapai 1.003 lokasi. Bentuk integrasi layanan lainnya dapat tercermin dari PNM Mekaar yang bergabung sebagai Agen BRILink sudah mencapai 40.121.  

Adapun nasabah tabungan baru UMi telah mencapai 6,85 juta nasabah atau melampaui target awal sebanyak 3,3 juta nasabah pada 2022.

Baca Juga: Dorong Pembangunan Berkelanjutan, PNM Perbanyak Kolaborasi

Guna mengoptimalkan bisnis, BRI Group telah menetapkan langkah penguatan yang ditempuh dalam Transformasi BRIvolution 2.0. Transformasi tersebut merupakan strategic response dari kondisi pandemi, sehingga rencana jangka panjang yang dituangkan pada BRIvolution 1.0 telah disesuaikan dengan situasi pasar terkini.

Pada Transformasi BRI, BRIvolution 2.0, BRI Group menetapkan visi The Most Valuable Banking Group in South East Asia & Champion of Financial Inclusion di tahun 2025. Bank dengan jaringan terluas di Indonesia ini sekaligus mempertegas komitmen untuk mempertajam fokus menumbuhkembangkan sektor UMKM dengan sinergi bersama anak usaha atau secara BRI Group.

Hal tersebut disampaikan oleh Direktur Utama BRI Sunarso yang menjelaskan bahwa pihaknya memiliki sumber pertumbuhan bisnis baru yang berkelanjutan. Oleh karenanya, BRI akan terus konsisten melakukan perluasan fungsi anak usaha.

Perluasan fungsi anak perusahaan dalam BRI Group tersebut dilakukan untuk diversifikasi income, spreading risk, dan memperkuat customer base BRI. 

“BRI Group harus menjangkau masyarakat sebanyak mungkin, kemudian dengan proses bisnis yang kita digitalisasikan, biayanya bisa menjadi seefisien mungkin,” kata Sunarso dalam keterangan tertulis, Minggu (9/10). 

Sunarso menambahkan, strategi pertumbuhan BRI ada dua, yang pertama mengikuti nasabah yang ada (existing) di BRI tapi dibantu untuk naik kelas, yang kedua adalah BRI harus mampu menjangkau yang lebih kecil lagi atau go smaller.

"Jadi karena kita punya strategi pertumbuhan ke atas mengikuti naik kelas nasabah yang ada, ke bawah kita cari sumber pertumbuhan baru atau nasabah baru, dari situlah kita membuat konsep membentuk holding ultra mikro bersama PNM dan Pegadaian,” tambahnya.

Perjalanan BRI Group dalam mencapai visi tersebut tentu banyak dihadapkan dengan tantangan, mulai dari pandemi Covid-19 hingga gejolak ekonomi global. Oleh karenanya selama pandemi, strategic response yang dilakukan BRI adalah dengan menyelamatkan UMKM melalui strategi business follows stimulus.

Agar stimulus berjalan efektif, BRI menyiapkan empat syarat. Pertama, harus ada dananya, yaitu memastikan anggarannya tersedia. Kedua, data pihak yang mendapatkan stimulus tersedia. 

Baca Juga: BRI Ingin Layani 12 Juta Pelaku Usaha Mikro yang Mengakses Rentenir

Ketiga, kami akan menyiapkan sistem yang kredibel dan reliable agar stimulus tersebut tepat sasaran. Dan keempat, adalah komunikasi secara terus menerus kepada masyarakat.

Menanggapi tantangan bisnis dari gejolak ekonomi global, Sunarso menyebut BRI jauh dari episentrum gejolak ekonomi global dikarenakan backbone bisnis BRI, yakni UMKM, relatif tahan banting terhadap dampak dari konflik global tersebut.

Di sisi lain, BRI melihat bahwa UMKM sebagai tulang punggung pertumbuhan perekonomian Indonesia perlu dieskalasi pertumbuhannya. Tidak heran, BRI sebagai lembaga keuangan mengambil peran dengan mengucurkan 83,27% dari total kredit kepada pelaku UMKM per kuartal II-2022.

Pelaku usaha di Indonesia sebanyak 98,7% adalah skala UMKM. Itu baru jumlah pelakunya, tapi kontribusinya terhadap produk domestik bruto mencapai 68%, artinya sebenarnya PDB kita itu mayoritas dikontribusi oleh bisnis yang skalanya UMKM. 

Ketiga, adalah dari sisi penyerapan tenaga kerja 97,22% tenaga kerja di Indonesia itu pekerja dia segmen UMKM. 

"Jadi ini menjadi penting dan strategis dalam konteks negara, karena tugas utama negara adalah mensejahterakan rakyatnya, dan cara yang paling baik dalam mensejahterakan rakyat adalah dengan memberi pekerjaan,” tegasnya.

Fokus BRI dalam memberdayakan dan membangkitkan aktivitas pelaku UMKM pada saat pandemi tersebut, menjadi penggerak kinerja keuangan BRI. 
Hingga akhir Kuartal II 2022, BRI secara konsolidasian (BRI Group) berhasil mencatatkan laba bersih senilai Rp 24,88 triliun atau tumbuh 98,38% secara tahunan dengan total aset meningkat 6,37% secara tahunan menjadi Rp 1.652,84 triliun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×