kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Hore, ada KPR berbunga kuncup untuk wong cilik!


Rabu, 08 September 2010 / 07:53 WIB
Hore, ada KPR berbunga kuncup untuk wong cilik!


Reporter: Steffi Indrajana | Editor: Test Test

JAKARTA. Ada kabar gembira bagi masyarakat yang memiliki berpenghasilan rendah. Mulai 1 Oktober 2010, Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) akan menyalurkan fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan bagi masyarakat kalangan bawah.

Selasa (7/9), BTN dan Kementerian Perumahan Rakyat telah meneken kesepakatan bersama dan perjanjian kerjasama operasional fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan untuk tipe Rumah Sejahtera Sehat (RSA) dan Rumah Susun Sejahtera Milik (Rusunami). Hingga akhir tahun ini, BTN menargetkan bisa menyalurkan dana Rp 1,2 triliun untuk RSA dan Rp 202,5 miliar untuk Rusunami. "Program ini hanya berjalan tiga bulan jadi targetnya tidak terlalu tinggi," jelas Irman A. Zahiruddin, Direktur Konsumen BTN.

Irman bilang, BTN menargetkan akan terjual 24.000-26.000 unit RSA dengan estimasi harga Rp 50 juta per unit. Untuk Rusunami, BTN akan menjual 1.500 unit dengan estimasi harga Rp 135 juta per unitnya. "RSA bisa didapatkan di seluruh Indonesia, sedangkan Rusunami hanya di Jakarta dan sekitarnya, seperti di Kelapa Gading, Kemayoran, dan Tangerang.

Namun, untuk mendapatkan fasilitas ini, ada beberapa hal yang harus dipenuhi. Untuk membeli RSA, ada tiga syarat. Pertama, pembelian rumah ini merupakan rumah pertama bagi calon pembeli. Kedua, gaji tidak melebihi Rp 2,5 juta per bulan. Ketiga, harga rumah berkisar Rp 55 juta - Rp 80 juta. "Hitungan harga rumah yang bisa dibeli tergantung kemampuan mencicil yang dilihat dari gajinya. Biasanya, sepertiga dari gaji," tutur Irman.

Untuk Rusunami, penghasilan maksimal calon pembeli adalah Rp 4,5 juta per bulan. "Persyaratan lainnya relatif sama dengan yang RSA," jelas Irman. Harga maksimal Rusunami untuk program ini berkisar Rp 165 juta - Rp 170 juta.

Selain cicilan yang ringan, pemerintah juga meminta BTN menetapkan bunga pinjaman di bawah 10% untuk program ini. Tetapi, angka pastinya akan diumumkan Oktober mendatang. "Bunga yang diberikan untuk rumah dengan harga standar mungkin sekitar 8%. Tetapi untuk pembelian rumah yang harganya lebih mahal, bunganya akan lebih tinggi walau tetap di bawah 10%," ujarnya. Adapun jangka waktu pinjaman ini maksimal 15 tahun.

Menteri Negara Perumahan Rakyat (Menpera) Suharso Monoarfa menerangkan, program fasilitas likuiditas pembiayaan perumahan sejatinya sudah meluncur sejak Juli lalu. Dia berharap, perbankan bisa segera menyalurkan pinjaman ini. "Dengan fasilitas ini, daya beli masyarakat menengah - bawah bisa meningkat," pungkas Suharso.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×