kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.407.000   24.000   1,01%
  • USD/IDR 16.580   -17,00   -0,10%
  • IDX 8.125   73,58   0,91%
  • KOMPAS100 1.120   14,21   1,28%
  • LQ45 780   7,86   1,02%
  • ISSI 292   2,64   0,91%
  • IDX30 406   2,01   0,50%
  • IDXHIDIV20 454   0,57   0,13%
  • IDX80 123   1,36   1,12%
  • IDXV30 131   1,14   0,88%
  • IDXQ30 128   0,32   0,25%

HSBC Soroti Kesiapan Perusahaan di Indonesia Hadapi Era Real-Time Treasury


Kamis, 16 Oktober 2025 / 18:16 WIB
HSBC Soroti Kesiapan Perusahaan di Indonesia Hadapi Era Real-Time Treasury
HSBC Indonesia menilai implementasi sistem real-time treasury di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan.


Reporter: Selvi Mayasari | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID – JAKARTA. HSBC Indonesia menilai implementasi sistem real-time treasury di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan, terutama karena banyak perusahaan yang masih mengandalkan proses manual.

Head of Global Payments Solutions HSBC Indonesia, Anne Suhandojo, menjelaskan bahwa kesiapan perusahaan menjadi faktor utama yang menentukan keberhasilan sistem real-time treasury.

“Banyak perusahaan di Indonesia yang datanya masih berbasis kertas atau excel. Untuk bisa masuk ke tahap real-time treasury, semuanya harus terdigitalisasi terlebih dahulu,” ujar Anne di Jakarta, Kamis (16/10/2025).

Baca Juga: Confluent Dorong Transformasi Digital Indonesia Lewat Data Streaming Real-Time

Ia menjelaskan, digitalisasi akan membantu perusahaan mengambil keputusan keuangan yang lebih cepat dan strategis. Dengan sistem real-time, peran treasurer juga bergeser dari sekadar pengumpul data menjadi pengambil keputusan strategis.

“Saat data sudah real-time, treasurer bisa langsung memantau arus kas dan menentukan arah investasi atau strategi ekspansi,” jelasnya.

Ia menambahkan, dibanding negara-negara lain seperti Singapura atau Hong Kong, perusahaan di Indonesia masih tertinggal dari sisi digitalisasi. Di negara maju, hampir seluruh transaksi, rekonsiliasi, dan pembayaran sudah dilakukan secara otomatis dan nontunai.

“Kalau di Indonesia, masih ada yang menggunakan cek atau giro karena belum sepenuhnya percaya dengan sistem digital,” ujarnya.

Selain digitalisasi, HSBC juga menyoroti ancaman serangan siber yang semakin meningkat di Indonesia, seperti phishing dan hacker attempt yang menargetkan data nasabah dan korporasi.

Baca Juga: BMKG Ingatkan Hujan dan Cuaca Panas di Indonesia, Ini Cara Cek Suhu secara Real Time

Untuk mendukung percepatan transformasi digital, HSBC menyediakan berbagai solusi seperti liquidity management dashboard dan integrated internet banking platform, serta rutin menggelar seminar edukatif bagi nasabah korporasi.

“Kami ingin membantu nasabah bergerak dari manual ke digital. Ketika data sudah real-time, peran treasurer juga berubah menjadi lebih strategis,” tambahnya.

HSBC juga menyebut penggunaan kecerdasan buatan (AI) di sektor perbankan Indonesia masih terbatas karena regulasi yang ketat.

“Kami masih berhati-hati dan mengikuti arahan OJK. Saat ini, AI di HSBC Indonesia belum digunakan untuk layanan nasabah. Namun di luar negeri, HSBC sudah memanfaatkan AI untuk analisis data dan layanan pelanggan,” jelasnya.

Baca Juga: Satu Data Kesehatan, Pemerintah Pantau Jemaah Secara Real-Time Selama Haji

Menurut Anne, hasil survei HSBC menunjukkan lebih dari 50% perusahaan di Indonesia berencana mengadopsi teknologi digital dalam waktu dekat. Tantangan terbesar yang dihadapi adalah keterbatasan sumber daya manusia (SDM) dan anggaran.

“Kalau sistemnya ada tapi SDM-nya belum siap, digitalisasi juga tidak akan maksimal. Jadi kesiapan teknologi dan skill harus berjalan seiring,” tutup Anne.

Selanjutnya: Danantara Buka Peluang Investasi di Bursa Saham RI

Menarik Dibaca: PSSI Pecat Patrick Kluivert, Siapa Kandidat Pengganti Pelatih Timnas Indonesia?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×