Reporter: Andri Indradie | Editor: Test Test
JAKARTA. Hongkong Shanghai Banking Corporation Limited (HSBC) Indonesia akan meningkatkan porsi cash management dalam mata uang rupiah. Pasalnya, rupiah memiliki margin lebih tinggi dibandingkan mata uang asing lain. Alhasil, pendapatan non bunga (fee based income) HSBC bisa tumbuh lebih tinggi.
Menurut Herani Hermawan, Senior Vice President & Head of Global Payments and Cash Management HSBC Indonesia, tiga tahun lalu perbandingan komposisi dana pihak ketiga (DPK) cash management dalam mata uang asing dan rupiah masih 73:27. "Saat ini sudah di kisaran 57:43," katanya di Jakarta, Rabu (30/6).
Layanan cash management ini diberikan kepada nasabah korporasi multinasional maupun lokal yang jumlahnya lebih dari 50% dari total nasabah HSBC Indonesia.
Meskipun tak menyebut jumlah secara detail, Herani bilang, volume transaksi cash management di Indonesia sudah meningkat 67% sejak awal tahun 2010 (year to date).Kenaikan volume transaksi ini juga mendorong pendapatan non bunga dari bisnis cash management HSBC Indonesia tumbuh sebesar 25% dari posisi akhir tahun 2009. Pada periode yang sama, DPK nasabah korporasi yang ditempatkan melalui cash management tumbuh 59%. Tapi, lagi-lagi Herani enggan menyebut angkanya.
Berdasarkan laporan keuangan HSBC Indonesia akhir 2009 lalu, DPK HSBC Indonesia Rp 27,59 triliun. Sedangkan total fee based income HSBC per akhir 2009 mencapai Rp 684,18 miliar. Tahun ini, HSBC Indonesia juga berniat menambah jumlah nasabah dan nilai transaksi. "Kami menekankan pendekatan ke nasabah dan memberi solusi terhadap kebutuhan mereka," imbuhnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News