Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life) tak memungkiri ada sejumlah tantangan yang dihadapi dalam memasarkan produk asuransi yang dikaitkan dengan investasi (PAYDI) atau unitlink.
Head of Corporate Secretariat IFG Life Gatot Haryadi mengatakan edukasi menjadi salah satu tantangan memasarkan unitlink.
"Sebetulnya edukasi kepada nasabah itu lebih penting. Nasabah harus paham yang mana produk asuransi dan investasi," katanya saat ditemui di kawasan Jakarta Selatan, Jumat (5/4).
Gatot menerangkan tantangan lainnya, yaitu channel distribusi produk unitlink. Apabila lewat agen, dia mengatakan tentu IFG Life harus memberikan edukasi yang benar kepada agen dan jangan sampai agen tersebut misselling.
"Edukasi itu sudah seharusnya dilakukan. Sebelumnya misselling menimbulkan masalah di mana-mana," ungkapnya.
Baca Juga: Unitlink Saham Catatkan Kinerja Paling Moncer Per Maret 2024
Adapun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menerbitkan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor 5/SEOJK.05/2023 tentang Produk Asuransi yang Dikaitkan dengan Investasi (SEOJK PAYDI) atau yang dikenal dengan unitlink. Mengenai adanya aturan itu, Gatot berpendapat pada tahun ini seharusnya penjualan unitlink sudah terbilang normal dibandingkan tahun lalu, yang mana masih berfokus pada penyesuaian. Oleh karena itu, dia optimistis kinerja unitlink akan positif.
"Seharusnya tahun ini sudah berjalan normal dan harus menjadi kebiasaan. Kalau tahun lalu, masih menyesuaikan diri. Jadi, aturan seperti jualannya harus direkam itu sudah menjadi keharusan," ucapnya.
Sementara itu, Gatot menerangkan porsi pendapatan premi masih didominasi produk tradisional pada tahun lalu dibandingkan unitlink. Dia menyebut sekitar 90% produk tradisional, sedangkan sisanya unitlink. Adapun pada tahun ini, Gatot memperkirakan porsinya tak jauh beda dengan tahun lalu.
Gatot juga mengatakan IFG Life menargetkan pendapatan premi pada tahun ini bisa tumbuh lebih besar dibandingkan tahun lalu. Dia bahkan memperkirakan terget pendapatan premi bisa mencapai sekitar Rp 2 triliun.
"Premi tahun ini seharusnya bisa tumbuh lebih besar dari tahun lalu. Target kami sekitar Rp 2 triliun. Tahun ini kemungkinan 90% dari tradisional," kata Gatot.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News