Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi pasar modal yang tertekan menjadi kesempatan bagi perusahaan untuk membeli saham dengan harga murah. Salah satu perusahaan yang melihat peluang ini adalah PT Taspen (Persero).
Direktur Utama Taspen Antonius NS Kosasih menjelaskan, Taspen masuk ke pasar saham bukan semata-mata urusan komitmen tetapi melihat peluang bagus untuk membeli saham-saham di harga murah atau bottom fishing.
“Melihat merosotnya nilai rupiah dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), maka saat ini menjadi kesempatan baik untuk mulai borong saham yang fundamentalnya kuat dan secara industri belum turun,” kata dia, Selasa (17/3).
Baca Juga: Ini alasan Taspen masuk LinkAja
Sayangnya ia belum mau mengungkapkan berapa nilai investasi saham yang digelontorkan serta emiten saham apa yang dipilih. Selain borong saham murah, Taspen juga tertarik berinvestasi ke instrumen fixed income.
Seperti diketahui, tahun lalu Taspen mencatatkan hasil investasi Taspen pada tahun lalu mencapai Rp 9,11 triliun atau meningkat 19,08% secara year on year (yoy). Jika dirinci, investasi Taspen di surat utang sebesar 67,5% dari total investasi. Menyusul deposito 18,7%, reksadana 6,7%, saham 4,9% dan investasi langsung 2,2%.
“Mayoritas investasi Taspen ditempatkan pada surat utang negara maupun obligasi korporasi dengan fundamental yang kuat, dengan tingkat risiko yang sangat rendah namun tetap memberikan imbal hasil yang baik,” tuturnya.
Untuk menjaga likuiditas perusahaan dan keamanan dana, Taspen juga menempatkan hampir 80% deposito di bank BUMN, 18% di Bank Pembangunan Daerah (BPD) dan hanya 2% pada bank umum yang merupakan anak usaha dari Bank Mandiri dan Taspen yakni Bank Mandiri Taspen.