kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45928,35   -6,99   -0.75%
  • EMAS1.321.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Indeks Literasi Keuangan Naik Jadi 49,68% dan Inklusi Keuangan Naik Jadi 85,10%


Selasa, 22 November 2022 / 18:56 WIB
Indeks Literasi Keuangan Naik Jadi 49,68% dan Inklusi Keuangan Naik Jadi 85,10%
ILUSTRASI. Karyawan melintas dekat logo Otoritas Jasa Keuangan (OJK) di Jakarta. OJK) menyebut dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2022, literasi keuangan maupun inklusi keuangan meningkat.


Reporter: Diki Mardiansyah | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut dari hasil Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) Tahun 2022, literasi keuangan maupun inklusi keuangan meningkat.

SNLIK dilaksanakan mulai bulan Juli sampai September 2022 dengan jumlah 14.634 responden yang berusia antara 15 tahun - 79 tahun. Metode pengambilan data menggunakan face to face dengan dukungan Computer Assisted Personal Interviewing (CAPI).

Anggota Dewan Komisioner OJK Bidang Edukasi dan Perlindungan Konsumen Friderica Widyasari Dewi mengatakan, parameter yang digunakan untuk  survei literasi keuangan yaitu pengetahuan, keterampilan, keyakinan, perilaku, dan sikap. Sedangkan survei inklusi keuangan menggunakan parameter usage.

Hasil survei literasi keuangan tahun 2022 meningkat menjadi 49,68%, dari tahun 2019 sebesar 38,03%. Sedangkan untuk indeks inklusi keuangan meningkat menjadi 85,10% dari tahun 2019 sebesar 76,19%. Selisih atau gap indeks antara literasi keuangan dan inklusi juga mengecil menjadi 35,42%, dari yang tahun 2019 sebesar 38,16%.

Baca Juga: OJK: 60% Perusahaan di Industri Fintech P2P Lending Masih Merugi

Friderica bilang, OJK mengutamakan agar gap antara literasi keuangan dan inklusi keuangan semakin kecil. Jika indeks inklusi tinggi memang bagus, akan tetapi apabila gap-nya jauh dari literasi keuangan, maka berpotensi menimbulkan masalah.

"Berarti banyak masyarakat yang menggunakan produk jasa keuangan tanpa memahami produk jasa keuangan yang digunakan," kata Friderica, Selasa (22/11).

Dari sisi gender, indeks literasi keuangan perempuan meningkat secara signifikan dan untuk pertama kalinya bahkan lebih tinggi daripada laki-laki. Perempuan meningkat menjadi sebesar 50,33%, sedangkan laki-laki sebesar 49,05%.

OJK memang menjadikan perempuan sebagai kelompok prioritas untuk dilakukan edukasi literasi keuangan karena melihat pentingnya peran perempuan dalam mengelola keuangan keluarga.

"Perempuan juga berperan penting dalam mengedukasi tentang keuangan kepada anak-anaknya," tutur Friderica.

Namun, untuk indeks inklusi keuangan laki-laki masih menjadi yang tertinggi dengan jumlah 86,28%, sedangkan perempuan 83,88%

Adapun berdasarkan wilayah, literasi keuangan di perkotaan naik menjadi 50,52%, dari tahun 2019 sebesar 41,41%. Sementara di perdesaan naik menjadi 48,43%, dari tahun 2019 sebesar 34,53%.

Inklusi keuangan di perkotaan naik menjadi 86,73%, dari tahun 2019 sebesar 83,60%. Sementara di perdesaan naik menjadi 82,69%, dari tahun 2019 sebesar 68,49%.

Friderica mengatakan, OJK juga melakukan survei ke sektor syariah dengan indeks literasi keuangan syariah naik menjadi 9.14%, dari tahun 2019 sebesar 8,93%. Sedangkan, inklusi keuangan syariah naik menjadi 12,12%, dari tahun 2019 sebesar 9.10%.

Friderica menambahkan, peningkatan literasi dan inklusi keuangan merupakan kerja sama yang berjalan baik antara OJK, kementerian dan lembaga terkait, industri jasa keuangan, serta berbagai pihak lainnya seperti Dewan Nasional Keuangan Inklusif dan Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang saat ini jumlahnya meningkat menjadi 462 TPKAD di tahun 2022.

Baca Juga: Kerugian iIvestasi Ilegal Naik Pesat di 2022, SWI: Kasus Robot Trading Jadi Pemicu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×