kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.526.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 16.240   -40,00   -0,25%
  • IDX 7.037   -29,18   -0,41%
  • KOMPAS100 1.050   -5,14   -0,49%
  • LQ45 825   -5,35   -0,64%
  • ISSI 214   -0,85   -0,40%
  • IDX30 423   -1,15   -0,27%
  • IDXHIDIV20 514   0,87   0,17%
  • IDX80 120   -0,69   -0,57%
  • IDXV30 125   1,36   1,09%
  • IDXQ30 142   0,26   0,18%

Indodana Finance Hadapi Tantangan di Lini Usaha Paylater Meski Tumbuh Signifikan


Minggu, 13 Oktober 2024 / 19:37 WIB
Indodana Finance Hadapi Tantangan di Lini Usaha Paylater Meski Tumbuh Signifikan
ILUSTRASI. Indodana Paylater


Reporter: Nadya Zahira | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indodana Multi Finance atau Indodana Finance mencatatkan pertumbuhan signifikan pada layanan Buy Now Pay Later (BNPL) di tengah berbagai tantangan.

Pada Agustus 2024, piutang pembiayaan BNPL perusahaan pembiayaan tumbuh 89,20% secara year-on-year (YoY), menandakan peningkatan yang konsisten selama tiga bulan berturut-turut.

Baca Juga: Ini Penyebab Industri Paylater Meningkat Saat Daya Beli Masyarakat Melemah

Pada Juni, BNPL meningkat 47,81% YoY menjadi Rp 7,24 triliun, disusul pertumbuhan 73,55% YoY pada Juli sebesar Rp 7,81 triliun, dan mencapai Rp 7,99 triliun pada Agustus.

Namun, pertumbuhan ini terjadi di tengah penurunan daya beli masyarakat, yang tercermin dari deflasi selama lima bulan berturut-turut sejak Mei hingga September 2024.

Direktur Indodana Multi Finance Iwan Dewanto mengatakan bahwa meskipun daya beli menurun, permintaan BNPL tetap tinggi.

Ia menekankan bahwa proses credit scoring menjadi semakin penting sebagai langkah untuk memitigasi risiko ke depan.

Baca Juga: Belanja di Indomaret Bisa Lebih Mudah dengan Penggunaan Indodana Paylater

Selain itu, Iwan menyebut tantangan lain, seperti meningkatnya persaingan di pasar BNPL seiring bertambahnya pemain baru, serta masalah keamanan data yang juga menjadi perhatian.

"Namun, kami tetap mematuhi semua regulasi OJK, baik dari sisi tata kelola hingga manajemen risiko," ungkap Iwan kepada Kontan.co.id, Jumat (11/10).

Di sisi lain, rasio kredit bermasalah (Non Performing Financing/NPF) untuk layanan BNPL masih terjaga di bawah ambang batas yang ditetapkan oleh OJK.

NPF gross BNPL perusahaan pembiayaan turun dari 3,07% pada Juni, menjadi 2,82% di Juli, dan membaik di level 2,52% pada Agustus.

"Kami menjaga kualitas kredit dengan memperketat proses skoring, sehingga hanya menjaring nasabah yang memiliki kemampuan membayar. Hal ini membantu menjaga NPF tetap rendah," jelasnya.

Baca Juga: Indomaret Kolaborasi dengan Indodana PayLater, Belanja Lebih Mudah dan Hemat

Ke depan, Iwan optimistis bahwa Indodana akan mencatatkan pertumbuhan dua digit dengan target NPF di bawah 2,5% pada akhir tahun 2024.

"Kami masih tumbuh sehat, baik dari sisi disbursement maupun laba bersih di semester I-2024, dan optimis akan terus tumbuh dua digit hingga akhir tahun," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×