kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.508.000   10.000   0,67%
  • USD/IDR 15.930   0,00   0,00%
  • IDX 7.141   -39,42   -0,55%
  • KOMPAS100 1.095   -7,91   -0,72%
  • LQ45 866   -8,90   -1,02%
  • ISSI 220   0,44   0,20%
  • IDX30 443   -4,74   -1,06%
  • IDXHIDIV20 534   -3,94   -0,73%
  • IDX80 126   -0,93   -0,74%
  • IDXV30 134   -0,98   -0,72%
  • IDXQ30 148   -1,09   -0,73%

Indonesia Eximbank Dorong Penguatan Ekspor Lewat Desa Devisa Klaster Udang


Rabu, 07 Desember 2022 / 11:58 WIB
Indonesia Eximbank Dorong Penguatan Ekspor Lewat Desa Devisa Klaster Udang
ILUSTRASI. LPEI terus memperkuatkan ekosistem ekspor berkelanjutan . ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra/rwa.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indonesia Eximbank atau Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) terus memperkuatkan ekosistem ekspor berkelanjutan sehingga dapat berkontribusi terhadap peningkatan ekspor nasional. 

Salah satu caranya dengan membuat program klaster ekspor. Terbaru, LPEI telah meresmikan Desa Devisa Klaster Udang di Kabupaten Situbondo. Daerah ini merupakan salah satu wilayah penghasil udang di Jawa Timur yang berpotensi dikembangkan jadi komoditas unggulan ekspor, terutama untuk jenis udang Vaname.

Kelompok Budidaya Ikan (Pokdakan) jadi sasaran dalam klaster ini. Di dalamnya telah tergabung sekitar 20 petambak udang yang tersebar di 4 kecamatan dan 6 desa di Kabupaten Situbondo. 

Untuk mendukung itu, LPEI memberikan 10 unit alat produksi berupa kincir air kepada petambak sebagai wujud pendampingan dari aspek produksi dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi Desa Devisa Klaster Udang. Ada 80 petambak penerima manfaat alat produksi tersebut.

Baca Juga: Rasio Pembiayaan Bermasalah Capai Dobel Digit, Begini Strategi LPEI Tekan NPF

“Kincir air yang diberikan berfungsi untuk meningkatkan kapasitas produksi petambak dengan mengurangi potensi gagal panen udang karena jika satu kincir air rusak akan terdapat kincir air lainnya sebagai back-up, sehingga sirkulasi oksigen dalam tambak masih terjaga,” jelas Kepala Divisi Jasa Konsultasi LPEI Gerald Grisanto dalam keterangan resminya, Rabu (7/12).

Dengan pemberian kincir air, LPEI menargetkan Survival Rate (SR) udang dapat meningkat menjadi 80%-90% dari sebelumnya di kisaran 70-80%. Selanjutnya, kapasitas produksi udang diharapkan dapat meningkat sebesar ±30% menjadi 40-60 ton dalam setiap siklus produksi. 

Ke depannya, LPEI akan terus melakukan monitoring bersama PT Panca Mitra Multi Perdana sebagai mitra bisnis para petambak udang atas pendampingan Desa Devisa Klaster Udang yang telah dilakukan.

Baca Juga: Kerja Keras LPEI Tekan Kredit Macet

“Sebagai wujud dukungan untuk mengukuhkan ekspor nasional, LPEI akan giat memberikan pendampingan secara berkesinambungan melalui program Desa Devisa pada daerah dengan komoditas potensi ekspor. Hal ini kami lakukan untuk menciptakan kepastian hasil panen petambak serta mengembangkan kapasitas dan daya saing produk,” ujar Gerald.

Program Desa Devisa merupakan salah satu program pelatihan LPEI yang diberikan kepada klaster penghasil komoditas unggulan yang memiliki potensi ekspor. Tujuan Desa Devisa adalah untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas serta daya saing komoditas yang sesuai dengan standar ekspor dan dapat memberikan dampak bagi kesejahteraan masyarakat di sekitarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×