Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Indonesia Reasuransi, gabungan dari PT Asei Reasuransi Indonesia dengan PT Reasuransi Umum Indonesia dan PT Nasional Reasuransi Indonesia, berpotensi menarik masuk Rp 22,5 triliun premi reasuransi yang diperkirakan akan terbuang sia-sia ke reasuransi luar negeri di tahun depan.
Frans Sahusilawane, Direktur Utama Asei Re mengatakan, tujuan pembentukan perusahaan reasuransi nasional adalah untuk meningkatkan retensi reasuransi dalam negeri, termasuk menata kembali impor jasa reasuransi yang berlebihan dan menyumbang defisit neraca pembayaran.
Di sepanjang tahun lalu saja, impor jasa reasuransi telah mencapai hampir Rp 20 triliun dan diyakini terus meningkat hingga melampaui Rp 100 triliun dalam 10 tahun mendatang. “Kalau tahun depan peluang premi yang terbuang ke luar negeri mencapai Rp 25 triliun, dengan adanya Indonesia Re kemungkinan yang bisa ditahan Rp 22,5 triliun,” ujarnya, Kamis (18/12).
Dengan catatan, sambung dia, operasional Indonesia Re bisa cepat terlaksana pada awal tahun depan. Saat ini, Asei Re yang menjadi cikal bakal Indonesia Re telah melepas anak usahanya. Asei Re nanti akan bergabung dengan PT Reasuransi Umum Indonesia dan PT Nasional Reasuransi Indonesia.
Tiga perusahaan reasuransi pelat merah tersebut akan melakukan aktivitas usaha reasuransi dengan modal konsolidasi mencapai Rp 3 triliun. “Modalnya akan terus dikembangkan untuk peningkatan kapasitas retensi reasuransi dalam negeri, termasuk juga mengekspor jasa reasuransi pada tingkat regional. Jadi, kami jualan juga,” imbuh Frans.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News