Reporter: Ferry Saputra | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Reasuransi Indonesia Utama (Persero) atau Indonesia Re menyebut permodalan menjadi salah satu tantangan industri reasuransi di Indonesia saat ini.
Direktur Utama Reasuransi Indonesia Utama Benny Waworuntu tak memungkiri industri masih dihadapkan kondisi yang menantang. Salah satu tantangannya terkait dengan permodalan.
"Terus terang memang masih tertekan. Industri reasuransi punya dua hal penting, yakni permodalan kapasitas, serta kapabilitas yang artinya skill-nya," ungkapnya saat konferensi pers, Rabu (17/7).
Benny mengatakan adanya aturan permodalan yang tertuang dalam POJK 23/2023 dapat membantu permodalan perusahaan reasuransi di Indonesia.
Baca Juga: Perkuat dan Mendukung Industri Asuransi, Begini Langkah Indonesia Re
"Namun, cepat tetapi pasti, semua akan dipaksa untuk meningkatkan permodalan itu," ujarnya.
Sementara itu, Benny menilai masalah yang dihadapi perusahaan reasuransi Indonesia tak selesai dengan pemenuhan permodalan saja. Menurutnya, ada faktor lain yang menjadi tantangan, yakni adanya masalah persaingan dan peraturan di industri, serta masalah dukungan pemerintah.
"Jadi, kami enggak bisa ngomong dengan pemenuhan modal, lalu selesai begitu saja," katanya.
Berdasarkan laporan keuangan (bukan konsolidasi) pada Semester I-2024, total ekuitas Indonesia Re tercatat sebesar Rp 2,72 triliun, meningkat dibandingkan dengan semester I/2023 yang senilai Rp2,6 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News