kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.886.000   2.000   0,11%
  • USD/IDR 16.555   -55,00   -0,33%
  • IDX 6.980   147,08   2,15%
  • KOMPAS100 1.012   25,10   2,54%
  • LQ45 787   21,71   2,84%
  • ISSI 220   2,17   0,99%
  • IDX30 409   11,84   2,98%
  • IDXHIDIV20 482   15,28   3,27%
  • IDX80 114   2,54   2,27%
  • IDXV30 116   2,05   1,79%
  • IDXQ30 133   4,16   3,22%

Industri Asuransi Bersiap Dukung Program Makan Bergizi Gratis


Rabu, 14 Mei 2025 / 16:55 WIB
Industri Asuransi Bersiap Dukung Program Makan Bergizi Gratis
ILUSTRASI. ANTARA FOTO/Adeng Bustomi/YU. OJK mendorong partisipasi aktif industri asuransi dalam mendukung program prioritas pemerintah, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).


Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mendorong partisipasi aktif industri asuransi dalam mendukung program prioritas pemerintah, termasuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas oleh Presiden Prabowo Subianto.

Kepala Eksekutif Pengawas Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK, Ogi Prastomiyono, menyampaikan bahwa saat ini Asosiasi Industri Asuransi Jiwa (AAJI) maupun asuransi umum (AAUI) tengah menyusun proposal awal terkait bentuk dukungan terhadap penyelenggaraan program MBG.

“Dalam mendorong penetrasi industri asuransi, OJK mendorong agar sektor ini juga mengambil peran aktif dalam mendukung program-program pemerintah, termasuk program MBG,” ujar Ogi dalam konferensi pers RDK OJK, Jumat (9/5).

Menurutnya, asosiasi industri telah mengidentifikasi sejumlah potensi risiko yang bisa ditanggung oleh asuransi dalam pelaksanaan program MBG. Risiko tersebut antara lain keracunan makanan (food poisoning) bagi penerima manfaat seperti anak sekolah, balita, ibu hamil dan menyusui, serta risiko kecelakaan kerja bagi pihak yang terlibat langsung dalam penyelenggaraan program.

Baca Juga: OJK: Asosiasi Asuransi Sedang Menyusun Proposal Terkait Upaya Mendukung Program MBG

“Beberapa risiko yang mungkin bisa disupport oleh asuransi misalnya risiko food poisoning dan kecelakaan kerja, baik untuk anak-anak penerima MBG maupun tenaga pelaksana seperti SPPI (Sarjana Penggerak Pembangunan Indonesia) dan pelayanan pemenuhan gizi,” jelas Ogi.

Lebih lanjut, OJK juga sedang berkoordinasi dengan asosiasi untuk menyusun mekanisme pertanggungan, termasuk besaran premi dan santunan. Ia berharap biaya premi bisa ditekan agar program ini tetap terjangkau secara nasional.

“Tentu kita akan bahas besarnya pertanggungan dan premi, namun kami ingin memastikan bahwa karena ini program menyeluruh, premi yang dikenakan tidak terlalu besar. Sehingga tetap bisa menjawab risiko yang mungkin timbul selama pelaksanaan,” ujar Ogi.

Inisiatif ini menjadi bagian dari langkah strategis untuk memperluas cakupan asuransi nasional sekaligus memperkuat perlindungan terhadap masyarakat dalam program-program sosial berskala besar.

Baca Juga: Daya Beli Masyarakat Turun, AAUI Optimistis Kinerja Asuransi Perjalanan Tetap Tumbuh

Selanjutnya: Orang Terkaya Asia Ini Temui Donald Trump dan Emir Qatar di Doha, Ada Apa?

Menarik Dibaca: Promo Alfamart Noodle Fair sampai 15 Mei 2025, Aneka Mi Korea Harga Spesial

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Cara Praktis Menyusun Sustainability Report dengan GRI Standards Strive

[X]
×