Reporter: Shintia Rahma Islamiati | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID — JAKARTA. Jumlah pemudik Lebaran 2025 tercatat menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat total pergerakan masyarakat selama periode mudik mencapai 154,6 juta orang, turun 4,69% dibandingkan Lebaran 2024 yang mencapai 162,2 juta orang.
Penurunan mobilitas masyarakat juga tercermin pada data transportasi udara. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik pada Maret 2025 sebanyak 4,3 juta orang atau turun 2,57% dibandingkan Februari 2025. Sementara itu, penurunan lebih dalam terjadi pada angkutan udara internasional yang merosot 9,93% secara bulanan.
Kondisi tersebut memunculkan kekhawatiran akan dampaknya terhadap kinerja lini usaha asuransi perjalanan. Meski demikian, Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan menyatakan industri masih optimistis terhadap pertumbuhan premi, meski cenderung melambat dibandingkan periode pemulihan pasca-pandemi.
Baca Juga: OJK Perkirakan Asuransi Perjalanan Punya Prospek Cerah, Dipicu Hal Ini
“Pelemahan daya beli tentu berpengaruh terhadap mobilitas masyarakat, dan secara tidak langsung memengaruhi permintaan atas produk asuransi perjalanan. Namun, dampaknya terhadap premi tidak selalu linier, karena perlindungan perjalanan kini juga menjadi persyaratan atau kebutuhan utama bagi sebagian segmen masyarakat,” ujarnya kepada Kontan, Rabu (7/5).
Menurut data sementara AAUI hingga kuartal I 2025, beberapa perusahaan anggota justru mencatatkan peningkatan premi pada lini usaha Kecelakaan Diri, yang mencakup asuransi perjalanan. Namun, Budi belum menyebutkan angka pastinya karena data masih dalam proses pengumpulan dari industri asuransi.
Budi menilai, meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya perlindungan selama bepergian menjadi faktor penopang utama di tengah tekanan daya beli.
Selain itu, kolaborasi dengan platform digital perjalanan dan kewajiban asuransi dalam paket wisata, khususnya untuk perjalanan luar negeri, juga turut mendongkrak permintaan.
“Kami proyeksikan kinerja asuransi perjalanan sepanjang 2025 tetap positif, meski moderat,” tambahnya.
AAUI melihat momentum liburan sekolah dan akhir tahun akan menjadi pendorong utama pertumbuhan premi. Sementara itu, potensi meningkatnya outbound travel di kalangan menengah-atas juga membuka ruang bagi pasar baru, terutama untuk perlindungan wisata ke mancanegara.
Baca Juga: OJK Perkirakan Asuransi Perjalanan Punya Prospek Cerah, Dipicu Hal Ini
“Namun, kami tetap mewaspadai faktor eksternal seperti fluktuasi ekonomi dan potensi kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi daya beli,” ujar Budi.
Di tengah tantangan ekonomi, Budi menyebut perusahaan asuransi perlu mengedepankan strategi adaptif. Inovasi seperti bundling produk dengan harga terjangkau, memperluas kerja sama dengan travel agent dan OTA (online travel agent), serta edukasi yang masif mengenai manfaat dan nilai tambah asuransi perjalanan.
“Inovasi dalam distribusi digital dan pengembangan produk mikro juga menjadi kunci untuk menjangkau segmen masyarakat yang lebih luas,” tutupnya.
Selanjutnya: Kemendag Panggil Mecimapro dan Tiket.com, Kawal Pengembalian Dana Tiket Konser Day6
Menarik Dibaca: Usia 18 Tahun Sudah Punya Aset 1 Juta Dolar, Simak Strategi Investasi Sulianto
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News