kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.776.000   7.000   0,40%
  • USD/IDR 16.565   20,00   0,12%
  • IDX 6.511   38,26   0,59%
  • KOMPAS100 929   5,57   0,60%
  • LQ45 735   3,38   0,46%
  • ISSI 201   1,06   0,53%
  • IDX30 387   1,61   0,42%
  • IDXHIDIV20 468   2,62   0,56%
  • IDX80 105   0,58   0,56%
  • IDXV30 111   0,69   0,62%
  • IDXQ30 127   0,73   0,58%

OJK: Ada Peluang Industri Asuransi Masuk ke Program Makan Bergizi Gratis


Selasa, 25 Maret 2025 / 12:52 WIB
OJK: Ada Peluang Industri Asuransi Masuk ke Program Makan Bergizi Gratis
ILUSTRASI. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat ada peluang industri asuransi untuk masuk mengambil peran ke program makan bergizi gratis (MBG).


Reporter: Ferry Saputra | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah telah menjalankan berbagai program prioritas, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melihat ada peluang industri asuransi untuk masuk mengambil peran ke program MBG.

Kepala Departemen Pengaturan dan Pengembangan Perasuransian, Penjaminan, dan Dana Pensiun OJK Djonieri menilai program itu menjadi peluang yang bagus untuk industri asuransi. 

Dia menyampaikan ide atau usulan tersebut tercetus ketika berbincang dengan pihak PT Gojek Indonesia beberapa waktu lalu mengenai perlindungan untuk program MBG. Alhasil, timbul usulan asuransi bisa masuk ke dalam program tersebut untuk memproteksi hal yang tak terduga.

"Misalnya, pada saat makanan itu dikatakan mengandung zat yang membuat orang muntah-muntah, itu bisa di-cover asuransi," ujarnya saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Senin (24/3).

Baca Juga: Targetkan 82,9 Juta Penerima, MBG Bisa Habiskan Anggaran Rp 1,2 Triliun Per Hari

Djonieri menegaskan memang usulan itu masih sebatas diskusi saja dan belum ditemukan cara mengimplementasikannya. Dia menambahkan ada juga usulan bahwa tarif premi yang dikenakan untuk asuransi program MBG tetap harus terjangkau.

Tentu perlu didiskusikan kembali pemerintah mau atau tidak membayar premi asuransinya. 

"Misalnya, untuk bayar premi itu, menyisihkan Rp 500 atau Rp 1.000 untuk satu boks makanan. Cuma siapa yang membayar? Kalau dari sisi yang penerima itu tak mungkin. Kemungkinannya, ya, dari anggaran yang sudah dialokasikan pemerintah itu, potong asuransi," kata Djonieri.

Namun, Djonieri kembali menegaskan bahwa diskusi belum putus sampai di situ dan bahasan tersebut masih dalam bentuk usulan saja. Intinya, dia bilang kalau nantinya bisa diimplementasi, tentu jangan sampai membebani Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

"Memastikan bahwa makanan itu terlindungi, tentu bagus untuk seluruh masyarakat. Menurut saya, poinnya di situ," kata Djonieri.

Sementara itu, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Budi Herawan menyatakan belum ada bahasan mengenai asuransi masuk ke program MBG tersebut. Meskipun demikian, dia menyebut apabila memang programnya berkesinambungan, bukan tak mungkin asuransi umum mengambil peluang itu.

Baca Juga: Presiden Prabowo Klaim Negara Lain Ingin Belajar Program MBG dari Indonesia

Selanjutnya: Tok! BUMN yang Merugi Bergabung dalam Holding Operasional BPI Danantara

Menarik Dibaca: Hujan Turun Pagi dan Siang, Ini Prakiraan Cuaca Besok (26/3) di Banten

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Procurement Economies of Scale (SCMPES) Brush and Beyond

[X]
×