kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Industri asuransi jiwa catatkan kinerja positif di kuartal III 2019


Rabu, 11 Desember 2019 / 19:28 WIB
Industri asuransi jiwa catatkan kinerja positif di kuartal III 2019
ILUSTRASI. Pekerja penerima tanu menerima panggilan telepon di Kantor Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Jakarta, Selasa (25/6). Pada Kuartal III 2019, total pendapatan industri asuransi jiwa mengalami pertumbuhan sebesar 14,7% secara tahunan./pho KONTAN/Carolu


Reporter: Ahmad Ghifari | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pada kuartal III 2019, total pendapatan industri asuransi jiwa mengalami pertumbuhan sebesar 14,7% secara tahunan. Pada kuartal III 2018, tercatat sebesar Rp 149,87 triliun sedangkan di Kuartal III 2019 total pendapatan industri asuransi jiwa menjadi Rp 171,83 triliun.

Dari total pendapatan premi juga mengalami pertumbuhan sebesar 2%, di mana pada Kuartal III 2018 sebesar Rp 140,94 triliun sementara pada kuartal III 2019 sebesar Rp 143,77 triliun. Bancassurance memiliki kontribusi terbesar dalam terhadap total premi sebesar 41,8% kemudian diikuti oleh keagenan sebesar 39,9% dan alternatif lain sebesar 18,4%.

Baca Juga: AXA Financial luncurkan produk proteksi untuk penyakit kritis

Ketua Bidang Marketing & Komunikasi AAJI Wiroyo Karsono mengatakan, pada kuartal I dan kuartal II premi asuransi jiwa cenderung flat bahkan ada yang negatif. Namun di kuartal III ini pertumbuhan premi baru cukup baik, secara keseluruhan new business meningkat 19,2% menjadi Rp 35,4 triliun dalam satu kuartal. Nah pertumbuhan ini paling banyak dari single premium yang tumbuh 28,4% yang cukup signifikan.

"Kuartal III 2019 ini terlihat seperti ada switching, bila di lihat dari kuartal I dan kuartal II pertumbuhannya negatif karena single premium-nya menurun. tapi reguler premium catatkan pertumbuhan, namun single premium ini selalu dominan nilai rupiah dibandingkan reguler premium," Kata Wiroyo dalam konferensi persnya, Rabu (11/12),

"Di kuartal III 2019, banyak anggota kami yang menjual single premium. Mungkin tenaga pemasar di lapangan mempunyai target di kuartal I dan kuartal II udah meleset, jadi dicoba dengan single premium," tambahnya.

Baca Juga: Siapkan tenaga profesional di industri fintech, BRI Institute gandeng Investasikita

Menurutnya, single premium ini tidak dijual oleh semua perusahaan, dan tidak dijual oleh semua tenaga pemasar. Jadi tenaga pemasar yang banyak menjual single premi awal tahun mengalami sedikit kendala, tapi dilihat pada kuartal III 2019 momentumnya dapat lagi, bahwa nasabah kembali lagi percaya.

"Dua-duanya perlu baik single premi atau reguler premi, karena kan kita mentargetkan semua segmen gitu ya. Single tentunya untuk segmen yang agak atas. Jadi kalau kita lihat reguler penting, sangat baik, sangat dibutuhkan oleh masyarakat, tapi single juga produk yang diperlukan. Di negara maju juga ada kan, di Hong Kong dan sebagainya juga ada single premi,"Jelas Wiroyo.



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×