Reporter: Ferry Saputra | Editor: Tendi Mahadi
Sebelumnya, Direktur Eksekutif AAJI Togar Pasaribu memandang positif pertumbuhan hasil investasi sampai akhir tahun ini. Meskipun demikian, Togar juga tetap mewanti-wanti perusahaan asuransi jiwa untuk tetap berhati-hati dalam menetapkan strategi penempatan investasinya.
Dia mengatakan AAJI sebagai asosiasi memperkirakan hasil investasi asuransi jiwa hingga tahun 2023 akan sangat bervariasi antara satu perusahaan asuransi jiwa dengan perusahaan asuransi jiwa lainnya. Hasil investasi tersebut akan dipengaruhi oleh strategi investasi dan tujuan keuangan di masing-masing perusahaan.
Menurutnya, ada beberapa faktor yang dapat memengaruhi target hasil investasi asuransi jiwa, di antaranya portofolio bisnis, strategi investasi, kondisi pasar, risk apetite hingga kewajiban keuangan perusahaan.
Sebagai informasi, OJK menyampaikan hasil investasi asuransi jiwa justru terkerek di Agustus 2023. Hasil investasi ini naik 54,23% menjadi Rp 23,66 triliun, sedangkan periode yang sama pada tahun lalu hanya Rp 15,34 triliun.
Melonjaknya hasil investasi per Agustus 2023 seiring dengan penempatan aset investasi asuransi jiwa di Surat berharga RI senilai Rp156,78 triliun dan di saham sebesar Rp149,53 triliun.
Secara rinci, SBN RI Agustus 2022 mencapai Rp 126,31 triliun, sedangkan SBN RI Agustus 2023 Rp 156,78 triliun, atau tumbuh 24,12 YoY.
Adapun investasi saham per Agustus 2022 mencapai Rp 149,22 triliun, sedangkan saham Agustus 2023 sebesar Rp 149,53 triliun, atau tumbuh 0,21%. Reksadana per Agustus 2022 mencapai Rp 127,97 triliun, sedangkan Reksadana hingga Agustus 2023 sebesar Rp 90,53 triliun, atau terkontraksi 29,25%.
Sementara itu, total investasi per Agustus 2022 mencapai Rp 528,63 triliun, sedangkan Rp 520,52 triliun, atau terkontraksi 1,53%.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News