Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengisyaratkan akan merevisi aturan tarif premi pada lini usaha asuransi harta benda dan kendaraan bermotor, dengan catatan apabila statistik industri asuransi membaik.
Firdaus Djaelani, Kepala Eksekutif Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK mengatakan, saat ini, pihaknya melihat statistik industri asuransi yang menjadi acuan tarif premi terus membaik. Itu berarti, ada kemungkinan besaran tarif premi akan diubah.
“Sekarang ini, kami masih melakukan kajian, apakah besarannya akan diturunkan atau tetap. Apabila, statistiknya membaik, rasio klaimnya turun, mungkin saja besaran tarif premi akan diturunkan,” tutur dia saat ditemui KONTAN usai pembukaan Indonesia Banking Expo, Kamis (28/8).
Menurut dia, pihaknya masih melakukan kajian terhadap penerapan Surat Edaran Nomor 06/D.05/2013 pada lini usaha asuransi harta benda dan kendaraan bermotor. OJK, lanjut dia, tidak akan membuat pelaku industri terlalu untung karena batas atas yang kelewat tinggi. Sebaliknya, OJK juga tidak bermaksud membuat pelaku industri rugi dengan menaruh batas bawah terlalu rendah.
Prinsipnya, SE Tarif Premi akan disesuaikan dengan statistik industri asuransi, rasio klaim dan potensi keuntungan dari aktivitas usaha yang dijalankan perusahaan asuransi, tanpa mengesampingkan perlindungan terhadap konsumen. “Intinya, jangan sampai juga batas bawah terlampau rendah, merugikan konsumen jika perusahaan asuransi gagal bayar,” terang Firdaus.
Sebelumnya, Dumoly F Pardede, Deputi Komisioner Pengawas Industri Keuangan Non Bank OJK bilang, pihaknya tengah mengevaluasi pelaksanan SE Tarif Premi. Salah satu poin yang akan direvisi, yaitu regulator berancang-ancang menyeret turun tarif premi. “Evaluasi ini melihat banyak perubahan, bisnis properti naik, gempa bumi bergeser, nanti kami diskusikan,” imbuh dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News