Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
Terpisah, Ketua Umum Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) H.S.M. Widodo menegaskan bahwa pelaku industri asuransi sudah bisa mengantisipasi penyebaran wabah ini sehingga operasional perusahaan tidak terganggu.
“Dari antisipasi, sekarang aktivasi WFH [work from home] jauh, jauh lebih mudah dan lancar sehingga tidak akan mempengaruhi operasional perusahaan,” jelasnya.
Dia pun berharap penyebaran varian Omicron tidak berdampak dalam ke kinerja ekonomi nasional, seperti sebelumnya saat penyebaran varian Delta.
Di sisi lain, Widodo menilai bahwa saat ini tingkat vaksinasi yang ada bisa juga mencegah fatality rate sehingga lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya.
Senada dengan optimisme kedua asosiasi tersebut, Direktur Utama Indonesia Re Benny Waworuntu mengatakan pihaknya masih optimistis untuk mencatatkan kinerja yang lebih baik pada tahun ini didukung dengan pengalaman yang telah dilewati perseroan dalam dua tahun terakhir menghadapi dampak pandemi Covid-19.
Baca Juga: AAJI: LAPS SJK Saluran Resmi dan Independen Penyelesaian Masalah Asuransi
Menurut Benny, pihaknya telah memperkuat manajemen risiko sekaligus mempersiapkan langkah mitigasi apabila wabah Omicron berkepanjangan dan mempengaruhi ekonomi nasional.
"Tentunya, manajemen risiko memainkan peran penting dalam kondisi seperti ini, selain itu kami pun melanjutkan proses digitalisasi khususnya dalam work flow sehingga mendorong efisiensi operasional perusahaan," paparnya.
Benny melanjutkan, pihaknya pun kini tengah mengembangkan produk-produk berbasis individu yang memiliki permintaan cukup tinggi dan berpotensi memiliki kinerja bisnis yang baik sehingga dapat menjadi penopang bisnis perusahaan pelat merah ini.
"Bercermin pada tahun lalu, asuransi harta benda dan marine cargo masih potensial (untuk dikembangkan) tahun ini. Selain itu, asuransi individu seperti asuransi kesehatan tetap akan dipacu," tambahnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News