Reporter: Herry Prasetyo, Epung Saepudin | Editor: Johana K.
JAKARTA. Pasca maraknya pembobolan dana nasabah bank lewat kartu ATM di Bali, perbankan segera melakukan langkah-langkah mitigasi kasus tersebut. Bank Rakyat Indonesia (BRI), misalnya, langsung membentuk unit kerja khusus untuk melakukan langkah-langkah pencegahan.
Sekretaris Perusahaan BRI Muhamad Ali menjelaskan, unit kerja tersebut juga bertugas melakukan tindakan lebih lanjut jika terjadi komplain dari para nasabah menyangkut kejahatan melalui ATM. "Supaya bisa langsung memeriksa apakah laporan transaksi tersebut benar atau tidak," ujarnya, Kamis (21/1).
BRI juga menginstruksikan seluruh unit kerja meminta para nasabah mengganti nomor PIN ATM. "Pada kertas struk hasil transaksi ATM BRI akan ada imbauan kepada nasabah untuk mengganti PIN ATM," katanya.
Sementara manajemen Bank BNI menginstruksikan ATM Regional Centre (RC) BNI melakukan verifikasi dan pemeriksaan terhadap semua ATM. Di daerah Bali, BNI akan dilakukan pemeriksaan secara lebih intensif. "Untuk meminimalisir kasus ini, secara internal kami akan meningkatkan regular checking dan random checking," ujar Wakil Direktur Utama Bank BNI Felia Salim.
Felia menambahkan, hingga saat ini sekitar 70% dari 4.000 ATM milik BNI telah mempersenjatai diri dengan alat anti skimming. Manajemen BNI berniat meningkatkan kerja alat tersebut agar bisa meminimalkan terjadinya kejahatan pada pemegang kartu ATM.
Wakil Direktur Utama Bank Central Asia (BCA) Jahja Setiaamadja mengatakan, pihaknya telah memasang alat anti skimming di seluruh ATM BCA dan secara sistematis mengawasi transaksi mencurigakan. "Jadi rekening yang terindikasi kena skimming akan diblokir demi keamanan nasabah," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
