kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Inflasi Juli bisa capai titik tertinggi 2,03%


Rabu, 03 Juli 2013 / 10:03 WIB
Inflasi Juli bisa capai titik tertinggi 2,03%
ILUSTRASI. Mencermati peluang investasi saat perubahan indeks LQ45 ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/rwa.


Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Sebagai dampak kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM), inflasi akan menginjak titik tertingginya pada bulan Juli ini. Bank Indonesia (BI) memprediksi, inflasi bulanan dapat mencapai 2,03%. “Ini sebagai dampak kenaikan harga BBM dan pola musiman Ramadhan,” ucap Gubernur BI, Agus Martowardojo, pada siaran pers yang diterima KONTAN, Selasa, (2/7) malam.

Setelah inflasi memuncak pada bulan Juli, kemudian akan terdapat penurunan di bulan Agustus. BI memperkirakan, inflasi Agustus akan menjadi 0,9% seiring menurunnya dampak lanjutan kenaikan harga BBM. Lalu nantinya di bulan September, inflasi akan kembali normal di bawah 0,10%.

BI pun mengklaim bahwa kondisi pasar keuangan sudah kondusif. Surat Berharga Negara (SBN) dan saham yang dilepas oleh investor asing saat ini jumlahnya semakin kecil. Bahkan, dalam beberapa hari terakhir ini pun telah terjadi net beli asing.

Pada lelang SBN yang terjadi kemarin, terdapat oversubscribe dengan jumlah penawaran yang masuk Rp 14,1 triliun. Ini melebihi target BI, yakni Rp 7 triliun. Kemudian, jumlah SBN dimenangkan dalam lelang SBN tersebut yaitu sebesar Rp 9,75 triliun. “Perkembangan ini semakin meyakinkan kalau ini waktu yang tepat bagi investor untuk melakukan investasi pada aset keuangan di Indonesia,” sebut Agus.

Ke depannya, BI pun akan terus berusaha memperkuat kondisi makro perekonomian Indonesia dengan melakukan bauran kebijakan. Agus menyatakan, ini sebagai langkah pre-emptive terhadap kenaikan inflasi akibat dampak kenaikan harga BBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×