Reporter: Annisa Aninditya Wibawa | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
JAKARTA. Badan Pusat Statistik (BPS) telah mengeluarkan posisi inflasi Juni yakni 1,03% month to month atau 5,9% year on year. Bank Indonesia (BI) menyebut, inflasi tersebut berjalan sesuai perkiraan Survei Pemantauan Harga (SPH).
"Peningkatan inflasi tersebut memang sudah diperkirakan, sebagian merupakan dampak langsung kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi," ungkap Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI, Difi Johansyah.
Inflasi ini akan mengalami puncaknya pada bulan Juli. Namun sekitar Agustus dan September, angka inflasi tersebut perlahan akan mengalami penurunan. BI memprediksi pada akhir tahun 2013 ini, inflasi akan berada di posisi 7,2%.
Kenaikan inflasi yang dipicu oleh kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) ini pun akan turut mempengaruhi harga administer price dan volatile food. Administer price ini berdampak pada tarif transportasi. Ini karena adanya kenaikan harga Angkutan Kota dan Antar Provinsi (AKAP) sejumlah 15% dan Angkutan Sungai, Danau, dan Penyebrangan (ASDP) yaitu 17%.
Kemudian, inflasi bulanan akibat kenaikan harga bahan pangan yaitu 1,18% dan inflasi tahunan 11,46%. Inflasi ini bersumber dari harga beras, cabai merah, daging ayam, dan daging sapi. Karena ini, BI berkoordinasi dengan pemerintah untuk menjaga pasokan bahan pangan.
Difi bilang, kenaikan inflasi ini hanya akan berdampak temporer. Nanti pada tahun 2014, inflasi akan kembali ke posisinya 4,5% plus atau minus 1.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News