kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingin Berinvestasi di Fintech Lending? Ini Tips dari Perencana Keuangan


Minggu, 26 Desember 2021 / 15:06 WIB
Ingin Berinvestasi di Fintech Lending? Ini Tips dari Perencana Keuangan
ILUSTRASI. Financial Technology (Fintech). Ingin Berinvestasi di Fintech Lending? Ini Tips dari Perencana Keuangan


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Tak hanya memberikan pinjaman, fintech P2P lending juga bisa menjadi sarana investasi bagi para investor. Adapun, imbal hasilnya rata-rata platform bisa memberikan di atas 10% per tahun.

Perencana keuangan, Annisa Aprilia mengatakan bahwa fintech p2p lending bisa menjadi sarana diversifikasi dalam hal berinvestasi. Terlebih, investasi yang dilakukan juga bisa bermanfaat bagi penerima pinjaman yang juga dipakai untuk modal usaha.

“P2P lending ini bisa menjadi saran diversifikasi karena returnnya juga cukup besar. Coba dibandingkan dengan deposito sekarang kan 3% ya? Itu kan kecil jika dibandingkan 15% gitu,” ujar Annisa.

Meskipun mampu memberikan imbal hasil yang tinggi, Annisa mengingatkan bahwa tetap perlu hati-hati dalam menempatkan dananya. Terutama, dalam hal memilih platform P2P lending yang diberi pendanaan.

Baca Juga: Amartha Gandeng BPR Hariarta Sedana Salurkan Permodalan Pada UMKM

Pertama, Annisa menghimbau agar pendana memilih platform yang sudah terdaftar maupun berizin OJK. Ia bilang hal tersebut sudah dengan mudah dicek di situs OJK mana platform yang tidak ilegal.

Selanjutnya, TKB90 atau tingkat keberhasilan pinjaman dibayarkan juga perlu diperhatikan oleh bagi calon pendana. Annisa bilang bahwa TKB90 platform yang aman minimal 90%.

“Itu menjadi salah satu indikator P2P lending buat memastikan pinjamannya itu bisa kembali dalam waktu 90 hari sejak jatuh tempo. Itu minimal banget 90%,” imbuhnya.

Selain itu, Annisa juga menyebutkan bahwa calon pendana perlu memperhatikan sistem credit scoring dari peminjam. Menurutnya, hal tersebut nantinya akan bergantung pada risk appetite dari pendana mengingat tingkat credit scoring juga mempengaruhi imbal hasil yang didapatkan.

Baca Juga: BSI Siapkan Aksi Korporasi pada Tahun Depan, Begini Rekomendasi Saham BRIS




TERBARU

[X]
×