kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.347.000 0,15%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingin jadi raja pembayaran digital, berikut strategi LinkAja


Senin, 01 Juli 2019 / 06:00 WIB
Ingin jadi raja pembayaran digital, berikut strategi LinkAja


Reporter: Anggar Septiadi | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Meski baru seumur jagung, LinkAja berambisi jadi platform pembayaran nomor satu di Tanah Air. Bahkan, platform pembayaran pelat merah ini telah menyiapkan sederet strategi untuk mewujudkannya.

Chief Executive Officer (CEO) PT Fintek Karya Nusantara (Finarya) Danu Wicaksana mengatakan, pihaknya telah menyiapkan beberapa strategi bisnis ke depan. 

Pertama, LinkAja saat ini telah masuk ke segmen ritel, LinkAja dapat digunakan untuk transaksi kebutuhan sehari-hari hingga transaksi di merchant-nya. Namun Danu mengaku ini tidak akan menjadi fokus Finarya.

“Segmen FnB (food and beverage) seperti itu sebenarnya porsinya sedikit sekali di kami, cuma sekitar 15%. Yang besar justru dari payment point online bank (PPOB) untuk pembelian pulsa, data, token listrik, hingga bahan bakar,” jelasnya di sela peluncuran LinkAja, Minggu (30/6) di Gelora Bung Karno.

Danu menambahkan, tak seperti kompetitornya, Finarya justru menargetkan agar transaksi LinkAja justru tak terkonsentrasi di kota besar, atau di area metropolitan saja. Melainkan hingga ke pelosok desa sehingga turut meningkatkan inklusi keuangan.

Strategi kedua, Finarya akan menyasar segmen transportasi baik publik maupun pribadi. Platform LinkAja bisa digunakan untuk membayar tiket kereta api (commuter line), Light Rapid Transit (LRT), dan Mass Rapid Transit. Sehingga pengguna bisa mudah mengganti mode transportasi publik tanpa mengubah alat pembayarannya.

“Sedangkan untuk transportasi pribadi, kami  bekerjasama dengan Jasa Marga untuk transaksi di tol. Kami nanti akan memproduksi stiker RFID yang bisa ditempel di mobil pengguna, nanti di gerbang tol, Jasa Marga akan memasang mesin untuk memindai stiker tersebut. Sehingga pengguna tak perlu berhenti di gerbang tol untuk melakukan pembayaran, bisa langsung melaju, tapi pastikan saldonya cukup,” kata Danu.

Sedangkan strategi ketiga, LinkAja juga akan masuk ke bisnis remitansi. Pasalnya, menurut Danu jumlah pekerja migran Indonesia berjumlah banyak belum dapat terlayani secara optimum oleh jasa pengiriman uang.

Sekretaris Perusahaan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) Rohan Hafas dalam kesempatan yang sama menjelaskan bisnis remitansi LinkAja akan bekerjasama dengan anggota Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).

“Jadi nanti pekerja migran di luar negeri pakai aplikasi LinkAJa yang daftar dengan kartu selular Indonesia bisa memanfaatkan fitur ini. Ia tinggal pakai fitur remitansi di LinkAJa, kemudian penerima uang di Indonesia bisa langsung mengambil uang kirimannya di ATM bank-bank Himbara. Bagi bank tentu ini akan menambah pendapatan komisi kami,” katanya.

Selain bisnis remitansi, Danu bilang, LinkAja kelak juga akan bisa digunakan bertransaksi di luar negeri. Sementara transaksi baru bisa dilakukan di Singapura, targetnya kelak transaksi juga bisa dilakukan di Malaysia, Taiwan, dan Hong kong.

“Untuk di Singapura kami sudah bekerjasama dengan Singtel yang punya banyak merchant di sana. Jadi pengguna LinkAja bisa bertransaksi di Singapura tinggal snap QR Code berlogo VIA yang merupakan platform cross border payment,” jelas Danu.

Dengan beragam strategi tersebut, Danu optimistis pengguna LinkAja akhir tahun ini bisa mencapai 44 juta pengguna. Sedangkan hingga saat ini, ia bilang pengguna LinkAja telah mencapai 22 juta dengan rata-rata nilai transaksi lebih dari Rp 1 miliar per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×