kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,03   1,01   0.11%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ingin naik kelas, Bank Yudha Bhakti (BBYB) akan rights issue hingga Rp 150 miliar


Selasa, 31 Desember 2019 / 19:31 WIB
Ingin naik kelas, Bank Yudha Bhakti (BBYB) akan rights issue hingga Rp 150 miliar
ILUSTRASI. Pelayanan nasabah di Kantor Bank Yudha Bhakti, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Kamis (26/01). Bank Yudha Bhakti (BBYB) akan rights issue hingga Rp 150 miliar tahun depan. KONTAN/Baihaki/26/01/2017


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Yudha Bhakti Tbk akan menambah modal tahun depan agar segera naik kelas menjadi Bank Umum Kelompok Usaha (BUKU) II dengan modal inti Rp 1 triliun- Rp 5 triliun. Penambahan modal akan dilakukan lewat mekanisme rights issue dengan target dana sekitar Rp 100 miliar-Rp 150 miliar.

Pada Juni 2019 lalu, bank berkode emiten BBYB ini telah mendapatkan restu dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) untuk melakukan rights issue alias penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) sebanyak-banyaknya 3 miliar saham.

Direktur Utama Bank Yudha Bhakti Denny Novisar Mahmuradi mengatakan, jumlah saham yang akan dilepas nantinya akan di bawah 3 miliar. Pasalnya, perolehan laba Bank Yudha Bhakti sudah membaik. Sehingga dengan mengandalkan pertumbuhan organik sampai tahun depan, modal inti sudah bisa mencapai Rp 1 triliun.

Baca Juga: Walau pasar modal loyo, bisnis wealth management bank masih tumbuh di 2019

"Dengan pertumbuhan organik sampai tahun depan diperkirakan modal inti bisa tercapai Rp 1 triliun. Makanya kami perkirakan rights issue tidak sebanyak yang disetujui pemegang saham," jelas Denny kepada Kontan.co.id, Senin (30/12).

Per September 2019, rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) Bank Yudha Bhakti ada di level 29,6% dengan modal inti sebesar Rp 904,5 miliar. Rasio permodalan itu masih sangat memadai untuk mencapai ekspansi kredit tumbuh di atas 25% tahun depan.

Bank Yudha Bhakti menargetkan penyelenggaraan rights issue itu paling lambat pada Juni 2020. Setelah itu terlaksana maka permodalan Bank Yudha Bhakti akan semakin solid dalam melakukan ekspansi.

Pemegang saham Bank Yudha Bhakti saat ini adalah PT Akulaku Silvrr Indonesia dengan kepemilikan 24,08%, PT Gozco Capital 21,76%, dan Asabri 20,13%. Sementara sisanya dimiliki masyarakat. Akulaku resmi jadi pemegang saham bank ini sejak Maret 2019.

Baca Juga: Saham-saham syariah memiliki prospek positif tahun depan

Dengan kehadiran Akulaku, bank ini berencana bertransformasi menjadi bank digital. Keduanya akan bersinergi dalam menjalankan bisnis yang diharapkan dapat mempermudah nasabah untuk mengakses produk dan layanan Bank Yudha Bhakti sehingga dapat meningkatkan kepuasan nasabah.

Tahun depan, Bank Yudha Bhakti akan meluncurkan produk digital baru yakni HAY (Hands Application by Yudha Bhakti) Mobile Banking, HAY Tabungan Online dan HAY Kredit Pegawai Aktif (KPA) Online. Saat ini, Bank Yudha Bhakti tengah menunggu perizinan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Aplikasi digital tersebut akan memungkinkan nasabah untuk memperoleh informasi keuangan, melakukan transaksi keuangan, pembayaran online, pembukaan tabungan serta pengajuan pembiayaan secara online. Apabila sudah dapat persetujuan OJK tahun depan, ketiga produk itu akan terintegrasi dalam satu aplikasi yaitu HAY.

Kehadiran fintech Akulaku sebagai pemegang saham telah menorehkan dampak positif terhadap Bank Yudha Bhakti. Selain melanjutkan bisnis intinya melayani pembiayaan ke pensiunan TNI/Polri, kini BBYB juga sudah menyalurkan kredit lewat pola channeling.

Pola channeling ini merupakan penyaluran kredit yang dilakukan bank kepada nasabah mikro dan kecil melalui perusahaan fintech. Dari channeling dengan Akulaku, Bank Yudha Bhakti telah menyalurkan kredit sebesar Rp 220 miliar per September 2019. Total nasabah baru yang diakuisisi lewat skema itu mencapai 300.000.

Baca Juga: Authenium dan Agenia luncurkan transaksi rantai pasok otomatis

Dengan melihat perkembangan yang cukup pesat itu, Bank Yudha Bhakti optimistis penyaluran kredit tahun depan akan tumbuh pesat. BBYB memperkirakan kredit akan tumbuh di atas 25% pada 2020.

"Sebanyak 50% dari pertumbuhan itu akan didorong dari core business kami di pensiunan dan 50% lagi akan dorong dari bisnis baru lewat channeling dengan fintech," ungkap Denny.

Selain dengan Akulaku, bank BUKU I ini juga telah menjalin kerja sama channeling dengan dua fintech lain dimana salah satunya adalah Investree. Saat ini, Bank Yudha tengah mempersiapkan kerja sama dengan Amartha dan tahun depan ditargetkan akan ada lima hingga 10 fintech lagi yang akan digandeng.

Meski bisnis lewat pola channeling akan ditingkatkan, kontributor utama pembiayaan Bank Yudha Bhakti tahun depan masih tetap berasal dari segmen pensiunan. Jika tahun ini diperkirakan masih sekitar 70% maka tahun 2020 hanya akan turun sedikit.

Sementara hingga September 2019, penyaluran kredit bank ini hanya tercatat Rp 3,8 triliun, turun tipis 2,5% dari Desember 2018 sebesar Rp 3,9 triliun dan turun 7,3% dibandingkan September 2018.

Denny menjelaskan, penurunan tersebut lantaran pihaknya selektif dalam menyalurkan pembiayaan dan fokus memperbaiki rasio kredit bermasalah yang cukup tinggi tahun lalu.

Baca Juga: Kuartal I 2020, PP Properti (PPRO) akan menerbitakan obligasi senilai Rp 1,2 triliun

NPL gross Bank Yudha Bhakti ada di level 15,7% pada akhir 2018 dan NPL net 9,92%. Per September, rasio kredit bermasalah itu turun dengan NPL gross 5,39% dan NPL net 3,18%.

"Tahun 2018 kami lakukan hapus buku hampir Rp 200 miliar. Akibatnya, kami mengalami rugi sebesar Rp 138 miliar. Tapi tahun 2019 kami kembali mengalami perbaikan dengan mencatatkan laba bersih Rp 12,69 miliar per September," jelas Denny.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×