Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi
Meski bisnis lewat pola channeling akan ditingkatkan, kontributor utama pembiayaan Bank Yudha Bhakti tahun depan masih tetap berasal dari segmen pensiunan. Jika tahun ini diperkirakan masih sekitar 70% maka tahun 2020 hanya akan turun sedikit.
Sementara hingga September 2019, penyaluran kredit bank ini hanya tercatat Rp 3,8 triliun, turun tipis 2,5% dari Desember 2018 sebesar Rp 3,9 triliun dan turun 7,3% dibandingkan September 2018.
Denny menjelaskan, penurunan tersebut lantaran pihaknya selektif dalam menyalurkan pembiayaan dan fokus memperbaiki rasio kredit bermasalah yang cukup tinggi tahun lalu.
Baca Juga: Kuartal I 2020, PP Properti (PPRO) akan menerbitakan obligasi senilai Rp 1,2 triliun
NPL gross Bank Yudha Bhakti ada di level 15,7% pada akhir 2018 dan NPL net 9,92%. Per September, rasio kredit bermasalah itu turun dengan NPL gross 5,39% dan NPL net 3,18%.
"Tahun 2018 kami lakukan hapus buku hampir Rp 200 miliar. Akibatnya, kami mengalami rugi sebesar Rp 138 miliar. Tapi tahun 2019 kami kembali mengalami perbaikan dengan mencatatkan laba bersih Rp 12,69 miliar per September," jelas Denny.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News