kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini alasan giro valas di industri naik menurut bankir


Selasa, 11 Desember 2018 / 19:24 WIB
Ini alasan giro valas di industri naik menurut bankir
ILUSTRASI. Uang dollar AS


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan giro di perbankan sampai Oktober 2018 sudah mencapai 9% berdasarkan analisis uang beredar yang dirilis Bank Indonesia (BI). Jumlah tersebut lebih rendah dari periode bulan September 2018 yang sempat tumbuh 9,4% secara year on year (yoy).

Meski begitu, pertumbuhan giro valas terbilang cukup deras pada Oktober 2018 yakni mencapai 25,5% secara yoy. Sebaliknya, giro dalam mata uang rupiah tampak loyo alias hanya naik 3,6% yoy menjadi Rp 892,9 triliun. Lebih pelan dari bulan September 2018 yang melonjak 5,3% yoy.

Namun, Direktur Konsumer PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Budi Satria mengatakan per Oktober 2018 pertumbuhan giro BTN tak sederas industri. Budi mengatakan giro BTN hanya sebesar Rp 47,4 triliun atau hanya naik 3,04%.

Pada faktanya, BTN memang lebih memilih fokus pada tabungan dan deposito. Terbukti, bila giro hanya tumbuh satu digit, pertumbuhan dana tabungan BTN melonjak ke 16,64% yoy sementara deposito tumbuh lebih besar 18,39% yoy.

Untuk kenaikan giro valas di BTN menurutnya tidak ada lonjakan yang signifikan lantaran pihaknya masih lebih fokus pada rupiah. "Giro valas memang tidak kami pasarkan karena kebutuhan transaksi nasabah di BTN berbeda (mayoritas rupiah)," ujarnya.

Sementara itu, Presiden Direktur PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan kenaikan giro valas biasanya dikarenakan adanya perubahan fluktuasi terhadap kurs mata uang.

Namun, OCBC NISP tak terlalu gencar mencari dana giro dan terbukti pertumbuhannya tak sejalan dengan industri. "Pertumbuhan giro kami tak sejalan dengan industri. Kalau soal kenaikan giro valas lebih tinggi dari rupiah, barangkali ada unsur kursnya," ujarnya.

Sebagai catatan saja, dana giro di OCBC NISP per Oktober 2018 tercatat mengalami penurunan sebesar 17,97% yoy menjadi Rp 22,455 triliun. Hal ini dikarenakan adanya pertumbuhan yang pesat dari sisi tabungan dan deposito yang masing-masing naik 27,48% dan 10,95%. Menurut Parwati, di tahun depan pertumbuhan giro diprediksi lebih besar yakni mencapai dua digit.

Di sisi lain, Direktur Keuangan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) Ferdian Satyagraha mengatakan rekening giro valas Bank Jatim memang tumbuh cukup tinggi.

Catatan Bank Jatim menyebutkan per November 2018, giro valas Bank Jatim naik 211,71% yoy. Meski begitu jumlahnya masih relatif kecil yakni hanya Rp 39,9 miliar. Menurutnya kenaikan giro di Bank Jatim utamanya dikarenakan adanya promo yang diselenggarakan berupa voucher belanja dan potongan lainnya.

Namun, kalau peningkatan giro valas di industri menurutnya hal tersebut bisa saja karena faktor tax amnesty yang membuat nasabah korporasi lebih aktif menaruh uangnya dalam bentuk giro valas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×