Reporter: Dyah Megasari |
JAKARTA. Laporan penelitian pasar Deutsche Bank (DB) menyebutkan, karyawan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI), PT Bank BNI Tbk (BBNI), PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) termasuk penerima penghasilan tertinggi di sektor perbankan.
"Berdasarkan studi kami, BCA dan BRI mempunyai posisi yang baik dalam menghadapi risiko kenaikan biaya pekerja," ulas para analis Deutsche Bank (DB) dalam laporannya, Senin (9/1). Dengan posisi ini, BRI dan BCA berpeluang untuk mencatat kenaikan produktivitas karyawannya.
Laporan DB menunjukkan, aset BRI per karyawan melonjak dari Rp 6,9 miliar menjadi Rp 10,6 miliar dalam tiga tahun atau compound annual growth rate (CAGR) sebesar 19%. Adapun aset per karyawan BCA naik dari Rp 12,2 miliar menjadi Rp 18,2 miliar atau CAGR sebesar 17 % pada periode yang sama. CAGR kedua bank itu lebih tinggi dibandingkan rata-rata sektor perbankan di angka 9,8%.
Rasio pinjaman per karyawan BRI dan BCA pun meningkat. CAGR BRI untuk rasio ini sebesar 22,5 %, sedangkan BCA tercatat 23%. Angka ini lebih tinggi ketimbang rata-rata industri, yakni 14,3 %. "Ini menjelaskan (kenapa) rasio laba per karyawan tinggi," sebut para analis DB.
Sedangkan BNI dan Bank Mandiri punya rata-rata biaya personel paling tinggi, yakni Rp 230 juta-250 juta per tahun. Para analis DB memperkirakan, kedua bank hanya akan menghadapi sedikit risiko dalam kompetisi sektor perbankan. DB berharap kedua bank ini mampu meningkatkan rasio produktivitas karyawannya seiring dengan pertumbuhan penyaluran pinjaman yang diharapkan dapat meningkatkan kenaikan modal sekarang ini.
"Secara keseluruhan, karyawan dari bank-bank utama seperti BBCA,BBNI,BMRI dan BBRI, termasuk penerima bayaran yang tertinggi di antara profesional. Hal ini menimbulkan biaya yang mahal bagi bank-bank kecil dalam bersaing," menurut para analis DB.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News