kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.222.000 0,41%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini kata para pakar keuangan soal prospek produk tabungan di perbankan


Rabu, 21 Juli 2021 / 22:16 WIB
Ini kata para pakar keuangan soal prospek produk tabungan di perbankan
ILUSTRASI. Ini kata para pakar keuangan soal prospek produk tabungan di perbankan


Reporter: Amanda Christabel | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Saat ini produk perbankan tabungan sudah tidak bisa dikatakan sebagai produk investasi. Beriringan dengan hal ini, perbankan juga menurunkan tawaran bunga untuk tabungan. KONTAN mewawancarai beberapa perencana keuangan terkait hal ini.

Perencana keuangan sekaligus Founder OneShildt, Risza Bambang menyatakan bahwa produk tabungan tidak dapat dikategorikan sebagai produk investasi. 

“Karena nilainya akan semakin berkurang akibat kenaikan inflasi. Tapi produk tabungan tetap dibutuhkan masyarakat sebagai dompet, atau tempat parkir uang yang aman, nyaman dan efisien,” ujar Risza kepada KONTAN pada Rabu (21/7).

Menurutnya, nasabah sudah tidak perlu membawa uang tunai dalam jumlah besar di dalam dompet lantaran risiko keamanan, dan juga ketidaknyamanan karena fisik uang itu sendiri. 

Baca Juga: Berbunga mini, tabungan hanya untuk dana darurat dan transaksi harian

Dengan adanya produk tabungan, nasabah mendapatkan kartu debit atau kartu tabungan yang bisa dijadikan alat pembayaran seperti uang tunai dan kartu kredit.

“Bahkan pada era digital saat ini, tabungan bisa dijadikan alat pembayaran melalui konsep mobile banking dan sejenisnya. Tabungan juga dapat dipergunakan untuk transfer dana, baik lewat ATM atau gadget tanpa perlu datang ke cabang bertemu teller,” tambahnya.

Risza menjelaskan, sebaiknya produk investasi harus bisa memberikan dua manfaat yaitu; capital gain atau nilai saldo akan bertambah besar, dan fixed income atau menghasilkan tambahan pendapatan.

“Misalnya saham, nilai saham bisa tambah tinggi dan ada deviden sebagai pendapatan. Atau property, hharga pasar atau nilai jual objek pajak (NJOP) meningkat dan ada penghasilan jika disewakan. Namun ada juga produk investasi yang hanya memberikan satu manfaat, contohnya produk emas yang nilainya meningkat tapi kuantitasnya tidak berubah, dan deposito yang memberikan penghasilan bunga tapi saldo pokoknya tetap,” pungkas Risza.

Segendang sepenarian, Perencana Keuangan Ahmad Ghozali juga mengamini bahwa tabungan emas tidak didesain sebagai investasi yang bisa mengejar inflasi. 

Baca Juga: Jumlah kantor cabang berkurang 1.232 unit per April 2021, begini kata bankir

“Turunnya suku bunga tabungan sekarang sejalan dengan turunnya inflasi juga. Sampai kapan pun, hampir bisa dipastikan bunga tabungan net selalu lebih rendah dari inflasi,” jelasnya kepada KONTAN di hari yang sama.




TERBARU

[X]
×