Reporter: Galvan Yudistira | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Jatim mencatat non performance loan (NPL) pada tahun lalu masih cukup tinggi 4,59%. NPL ini mayoritas disebabkan karena kredit di dua segmen yaitu komersial dan korporasi.
Ferdian Satyagraha, Direktur Keuangan Bank Jatim mencatat NPL komersial bank pada tahun lalu sebesar 9%-10%.
"NPL komersial ini salah satunya karena pertumbuhan kredit segmen ini yang masih rendah yaitu hanya 5%-6%," kata Ferdian ketika ditemui setelah paparan kinerja, Senin (15/1).
Pada tahun ini, diproyeksi NPL Bank Jatim sebesar 3,7% atau membaik dibandingkan periode sama 2016. Untuk mencapai target ini, bank akan melakukan beberapa hal di antaranya adalah melakukan ekskusi jaminan dan melakukan penjualan kredit bermasalah.
Dengan proyeksi NPL lebih baik tahun ini maka bank juga tidak terlalu tinggi menganggarkan CKPN. Menurut Ferdian, mayoritas NPL komersial ini disumbang oleh industri swasta, hotel, perdagangan dan jembatan.
Secara umum menurut Soeroso, Direktur Utama Bank Jatim untuk menangani NPL bank melakukan tiga strategi. "Rekondisi, reschedule dan restrukturisasi," kata Soeroso, Senin (15/1).
Bagi debitur nakal dan tidak kooperatif, Bank Jatim akan melakukan lelang agunan di KPKNL. Terkait ini, bank bekerjasama dengan pengadilan tata usaha negara.
Bank juga membentuk divisi khusus menangani kredit bermasalah. Dengan NPL terkendali diharapkan bisa meningkatkan kinerja.
Hal ini karena dengan kredit macet lebih rendah maka pencadangan bisa turun. Pada 2017 lalu, pencadangan NPL bank Rp 217 miliar turun dari periode 2016 Rp 510 miliar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News