Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk (Bank Jatim) mencatat sampai dengan akhir tahun 2017 rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perseroan mencapai 4,59%.
Melihat masih tingginya rasio tersebut, Direktur Keuangan Bank Jatim Ferdian Satyagraha menilai pihaknya telah menyiapkan sejumlah upaya guna menekan laju NPL.
Antara lain, dengan melakukan assessment dan mapping kepada debitur NPL untuk dilakukan penyelamatan kredit, rescheduling, restructuring dan reconditioning (3R).
Tak hanya itu, pihaknya juga akan melakukan penagihan secara rutin kepada debitur NPL sambil melakukan maintenance rutin kepada debitur lancar guna mencegah terjadinya NPL.
"Kami juga akan melakukan mapping kepada agunan debitur kolektibilitas 5 (lima) untuk dilakukan proses lelang atau penjualan agunan bawah tangan," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (15/1).
Ferdian menyebut beberapa penyebab masih membesarnya NPL diperseroan antara disebabkan proses penyelesaian NPL eksisting yang belum selesai seperti penjualan agunan bawah tangan maupun lelang yang belum laku terjual.
Serta adanya penambahan NPL baru baik turun kolektibilitas maupun yang tidak diperpanjang jangka waktu kreditnya.
Sekadar informasi, Bank Jatim sampai akhir 2017 lalu mengucurkan kredit Rp 31,75 triliun, atau lebih tinggi 7% dari setahun sebelumnya. Dengan peningkatan kinerja, BPD bersandi saham BJTM ini mencatat kenaikan laba bersih 12,7% menjadi Rp 1,15 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News