kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab NPL bank besar meningkat meski sudah gelar program restrukturisasi


Senin, 24 Agustus 2020 / 22:49 WIB
Ini penyebab NPL bank besar meningkat meski sudah gelar program restrukturisasi


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rasio kredit bermasalah atau Non Performing Loan (NPL) mayoritas bank besar mengalami peningkatan pada semester I 2020 meskipun sudah melakukan restrukturisasi kredit cukup tinggi terdampak terhadap debitur Covid-19. Bank tersebut diantaranya BNI, BRI, Bank Mandiri, BCA, CIMB Niaga dan Bank Danamon 

Osbal Saragih, Direktur Managemen Resiko BNI menjelaskan, penyebab kenaikan NPL tersebut lantaran beberapa debitur yang mengalami masalah cash flow sebelum pandemi Covid-19 merebak. Setelah pandemi terjadi, arus kas debitur tersebut semakin terganggu dan berkembang menjadi kredit macet. 

NPL BNI tercatat naik jadi 3% pada Juni 2020 dari 1,8% pada periode yang sama tahun lalu. Sementara restrukturisasi kredit ayng sudah dilakukan bank ini terhadap debitur terdampak Covid-19 sudah mencapai Rp 119 triliun hingga akhir Juni. 

Osbal bilang, BNI saat ini tengah melakukan proses restrukturisasi terhadap kelompok debitur tersebut dan itu tidak bisa masuk dalam relaksasi restrukturisasi yang diberikan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) karena masalahnya sudah terjadi sebelum adanya Covid-19. "Adapun sektor penyumbang utama dari kelompok itu adalah manufaktur, perdagangan, dan restoran," ungkapnya pada  kontan.co.id, Senin (24/8). 

Baca Juga: Ada pandemi, mayoritas laba bank syariah melejit di semester I 2020

BNI memperkirakan akan ada beberapa dari kelompok tersebut yang gagal melakukan restrukturisasi di paruh kedua tahun ini sehingga akan meningkatkan NPL. Oleh karena itu, bank ini memproyeksikan NPL akan dikisaran 3,7%-4,5% sampai akhir tahun. 

Selain itu, lanjut Osbal, tingginya proyeksi NPL juga karena BNI telah memprediksi akan ada sekitar 6%-7% dari total yang sudah direstrukturisasi karena terdampak Covid-19 tidak bisa bangkit. Itu paling dominan berasal dari sektor jasa perhotelan dan restoran, serta sektor manufaktur. 

Namun, untuk mengantisipasi peningkatan resiko kredit tersebut, BNI akan berupaya meningkatkan pencadangan yang imbasnya bisa semakin menekan perolehan laba tahun ini. Hingga akhir tahun, bank ini akan menjaga CKPN tidak terlalu jauh dari posisi Juni yakni 225%. 

Sementara di Bank Mandiri, debitur-debitur yang sudah bermasalah arus kasnya sebelum Covid-19 yang mendorong peningkatan NPL perseroan itu berasal dari sektor terkait komoditas seperti perdagangan batubara, sektor perdagangan mesin dan alat berat, serta perdagangan migas.




TERBARU
Kontan Academy
Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP) Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet

[X]
×