kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ini penyebab NPL bank besar meningkat meski sudah gelar program restrukturisasi


Senin, 24 Agustus 2020 / 22:49 WIB
Ini penyebab NPL bank besar meningkat meski sudah gelar program restrukturisasi


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Handoyo .

Direktur Managemen Resiko Bank Mandiri Ahmad Siddik Badruddin bilang, penurunan kinerja beberapa debitur tersebut terakselerasi karena Covid-19.  Per Juni 2020, NPL Bank Mandiri tercatat naik jadi 3,28% dari 2,59% pada periode yang sama 2019.

Baca Juga: BRI Syariah naikkan pencadangan jadi 90% untuk antisipasi risiko pembiayaan

Sampai akhir tahu, Bank Mandiri memproyeksi NPL ada dikisaran 3,5%-3,6%. Untuk meminimalisir resiko kredit yang timbul ke depan, bank ini akan melakukan pencadangan sekitar 200%. Per Juni, coverage ratio NPL Bank Mandiri 195,5%

Agus Sudiarto, Direktur Manajemen Risiko BRI mengungkapkan, peningkatan NPL BRI pada semester datang dari debitur yang sudah bermasalah cash flownya sebelum Covid-19.  Debitur tersebut berasal sebagian besar datang dari segmen korporasi non BUMN. "Sementaranya sektor mayoritas dari manufaktur. Ada satu debitur yang sudah NPL sejak September 2019,"  ungkapnya.

Sampai akhir tahun, BRI akan menjaga NPL dikisaran 3%. Bank ini akan meningkatkan pencadangan sampai akhir tahun mengingat ketidakpastian ekonomi masih besar. Per Juni 2020,  pencadangan yang sudah dilakukan mencapai 200,3%.  

Aadapun realisasi restrukturisasi kredit terhadap debitur BRI terdampak Covid-19 telah mencapai Rp 183,7 triliun hingga 31 Juli. Sedangkan Bank Mandiri mencapai Rp 119,3 triliun  hingga 13 Agustus dengan jumlah debitur  545.692.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×