Reporter: Tendi Mahadi | Editor: Sanny Cicilia
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) Syariah mengantongi aset sebesar Rp 99,15 triliun sampai bulan Agustus kemarin. Segmen perasuransian dan pembiayaan syariah masih jadi yang paling dominan.
Otoritas Jasa keuangan (OJK) mencatat, aset perasuransian syariah memiliki aset sebesar Rp 38,66 triliun. Jumlah ini setara dengan 38,9% dari total aset yang dimiliki pelaku usaha di segmen IKNB syariah.
Sementara aset dari industri pembiayaan syariah tercatat sebesar Rp 37,61 triliun. Artinya pembiayaan syariah punya porsi sebesar 37,9% dari total aset IKNB syariah.
Sedangkan gabungan dari beberapa sektor IKNB syariah lain punya aset sebanyak Rp 22,89 triliun.
Direktur Utama PT AJS Amanahjiwa Giti Artha alias Amanah Githa Salim AL Bakry menilai potensi bisnis asuransi syariah di dalam negeri masih sangat besar. Namun ia mengakui perlu strategi khusus untuk bisa memaksimalkan potensi tersebut.
Diantaranya adalah dengan meningkatkan kerja sama dengan sejumlah mitra. "Sehingga lebih banyak lagi potensi pasar yang bisa dimanfaatkan," ujarnya.
Sementara Ketua Asoasiasi Asuransi Syariah Indonesia (AASI) Ahmad Sya'roni menilai hingga akhir tahun 2017, industri asuransi syariah masih akan tetap tumbuh positif. Hal ini didasarkan pada asumsi pertumbuhan Indonesia pada 2017 yang diproyeksikan akan tumbuh lebih tinggi ketimbang tahun lalu.
Meski begitu, masih ada sejumlah pekerjaan rumah yang tetap harus dikerjakan oleh pelaku usaha. Diantaranya untuk meningkatkan kompetensi di tengah persaingan yang makin ketat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News