kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Ini proyeksi NIM perbankan tahun depan


Senin, 22 Desember 2014 / 11:50 WIB
Ini proyeksi NIM perbankan tahun depan
ILUSTRASI. Munculnya badai matahari di masa yang akan datang berpotensi sebabnya masyarakat bumi tanpa akses internet.


Reporter: Dea Chadiza Syafina, Nina Dwiantika | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Para bankir memproyeksikan pertumbuhan rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) perbankan masih tumbuh di atas 4% pada tahun mendatang. Angka proyeksi ini mengalami perlambatan dibandingkan periode sebelumnya, namun NIM di level 4% ini lebih tinggi dibandingkan NIM bank-bank negara ASEAN berkisar 3,5%.

Gatot M. Suwono, Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI), menargetkan, perusahaan akan mencetak rasio NIM sebesar 5,75% - 6% di tahun 2015. Target rasio NIM ini tidak jauh berbeda dengan realisasi perolehan NIM pada tahun 2014. Misalnya, BNI membukukan NIM sebesar 6,13% pada kuartal III/2014.

Roy A. Arfandy, Presiden Direktur Bank Permata, mengaku, rasio NIM tidak akan tumbuh kencang seperti tahun-tahun sebelumnya, karena biaya dana atau cost of fund terus naik akibat dari perebutan dana mahal di pasar. Perlambatan NIM sudah terjadi sejak tahun 2014. “Tahun depan, kami proyeksikan NIM di kepala 4%,” tutur Roy.

Sependapat, Parwati Surjaudaja, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, menuturkan, risiko likuiditas dan risiko kredit masih akan memberikan dampak pada NIM di tahun mendatang. Misalnya, risiko likuiditas dari dampak kenaikan biaya deposito menjadi 1,8% (yoy), serta risiko kredit dari perlambatan ekonomi yang akan membuat risiko kredit bermasalah.

Bank milik investor Singapura ini mengharapkan rasio NIM tetap stabil di tahun 2015, karena rasio tetap (flat) ini masih mampu mencetak keuntungan laba, jika perusahaan tetap menjaga risiko-risiko seperti rasio kredit bermasalah. Parwati menambahkan, rasio NIM akan berkisar 4,1% - 4,4%, dari realisasi NIM sebesar 4,13% per September 2014.

Eko Budiwiyono, Direktur Utama Bank DKI Jakarta, mengatakan, biaya dana yang tinggi akan membuat margin tergerus, karena bunga kredit tidak dapat seketika ikut naik. Lanjutnya, tahun depan, rasio NIM akan terpangkas menjadi 5,5%, sedangkan akhir tahun rasio NIMN diproyeksi sebesar 6,2%. "Tahun depan, kami akan meningkatkan dana murah hingga porsinya 60%, agar tidak keluar biaya besar," katanya.

Berdasarkan Statistik Perbankan Indonesia (SPI) per Oktober 2014 yang terbit pada 19 Desember 2014, mencatat perbankan Tanah Air mengalami tren perlambatan NIM. Misalnya, rasio margin bunga bersih ini turun 126 bps menjadi 4,24% per Oktober 2014, dibandingkan posisi 5,50% per Oktober 2013.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×