Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Yudho Winarto
Sedangkan untuk program non KUR tumbuh 4,9% yoy dari Rp 229,7 miliar menjadi Rp 241 miliar pada Mei 2020.
Ia menuturkan sudah ada 2.000 koperasi dan lebih dari 165.000 UMKM di sektor makanan, minuman, industri kreatif, dan pertanian terdampak Covid-19. Bahkan bisa meningkatkan pengangguran hingga lebih dari 10 juta bila pertumbuhan ekonomi minus 1%.
Lebih lanjut, berdasarkan simulasi hingga 6.000 kali dengan asumsi perekonomian tumbuh 0,4%, Bahana menemukan tanpa adanya program restrukturisasi setelah Covid-19 maka rata-rata rasio kredit bermasalah atau NPL berada di level 14%. Bahkan pada kondisi yang sangat buruk bisa mencapai 36%.
Baca Juga: Suntikan Buat Jamkrindo dan Askrindo
“Pelaku usaha UMKM tidak dapat mengangsur ke bank karena usahanya tidak berjalan.Tingkat kredit bermasalah perbankan meningkat karena krisis ekonomi. Claim ratio meningkat sehingga dibutuhkan penambahan pencadangan,” pungkas Robertus.
Asal tahu saja, sejak 16 Maret 2020, Bahana menjadi induk dari Holding BUMN Perasuransian dan Penjaminan lewat Peraturan Pemerintah No 20/2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara RI dalam Modal Saham Perseroan.
Dengan keluarnya PP ini, Bahana menjadi holding atas Jasa Raharja (persero), PT Asuransi Jasindo, PT Jamkrindo, PT Askrindo, PT Bahana Sekuritas , PT Bahana TCW Investment Management , PT Bahana Artha ventura , PT Bahana Kapital Investa, serta PT Graha Niaga Tata Utama.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News