kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.360.000   29.000   1,24%
  • USD/IDR 16.616   9,00   0,05%
  • IDX 8.067   -160,68   -1,95%
  • KOMPAS100 1.104   -18,58   -1,66%
  • LQ45 772   -16,13   -2,05%
  • ISSI 289   -5,28   -1,79%
  • IDX30 403   -8,81   -2,14%
  • IDXHIDIV20 455   -7,63   -1,65%
  • IDX80 122   -2,25   -1,82%
  • IDXV30 131   -1,45   -1,10%
  • IDXQ30 127   -1,92   -1,49%

Ini Sektor Yang Bisa Didorong Agar Kredit Perbankan Tumbuh Kencang


Selasa, 14 Oktober 2025 / 16:49 WIB
Ini Sektor Yang Bisa Didorong Agar Kredit Perbankan Tumbuh Kencang
ILUSTRASI. OJK mencatat, berdasarkan data sementara, kredit perbankan baru tumbuh sekitar 7,79% secara tahunan (YoY) hingga September 2025


Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menjelang akhir tahun, perbankan perlu berupaya untuk mengejar pertumbuhan penyaluran kredit. Bagaimana tidak, laju pertumbuhan kredit perbankan belum mampu mencapai target pertumbuhan yang dicanangkan oleh regulator, baik itu Bank Indonesia (BI) maupun Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang ada di kisaran 8% hingga 11%.

Oleh karenanya, perlu ada beberapa sektor yang perlu digenjot setidaknya mampu berada di target kisaran tersebut. Terlebih, OJK mencatat data sementara di September 2025, kredit perbankan baru tumbuh sekitar 7,79% secara tahunan (YoY).

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae bilang tiga sektor utama di perbankan yang memberikan kontribusi cukup signifikan dalam pertumbuhan kredit adalah industri pengolahan, perdagangan, serta agrikultur yang masing-masing menyumbang 15,37%, 14,97% dan 7,03%.

Baca Juga: Pemerintah Buka Peluang Menambah Penempatan Dana SAL di Bank Himbara

“Ini merupakan sektor-sektor yang diharapkan dapat tumbuh lebih tinggi serta dapat mendorong pertumbuhan ekonomi,” ujar Dian kepada KONTAN, Senin (13/10).

Jika menilik data BI, pertumbuhan kredit di sektor-sektor tersebut baik untuk kredit modal kerja maupun investasi memang tumbuh di bawah 10%. Ambil contoh, sektor industri pengolahan dan sejenisnya yang per Agustus 2025 hanya tumbuh 7,98% YoY. Apalagi, sektor perdagangan, hotel dan restoran juga tercatat hanya tumbuh 1,88% YoY.

Sementara itu, Dian juga memiliki harapan terhadap penyaluran kredit ke sektor industri pertambangan dan penggalian. Pasalnya, sektor ini menjadi yang tumbuh cukup signifikan yaitu melebihi 20% YoY di periode yang sama.

“Juga peningkatan penyaluran kredit ke masyarakat diharapkan melalui kredit konsumtif yang utamanya pada kredit pemilikan properti yang menyumbang 10,17% dari total kredit,” ujarnya.

Dengan fokus terhadap sektor tersebut ditambah banyaknya momentum di akhir tahun 2025, Ia bilang pihaknya tetap optimistis tumbuh sesuai target setidaknya di atas 9%. Mengingat, ada momentum peningkatan aktivitas ekonomi pada kuartal IV/2025.

“Biasanya ditopang oleh peningkatan belanja pemerintah, musim libur akhir tahun, dan realisasi proyek-proyek swasta, akan menjadi katalis positif bagi pertumbuhan kredit yang semakin tinggi,” jelas Dian.

Baca Juga: Menkeu Purbaya Bertemu dengan Perbankan dan Pelaku Pasar Modal, Ini Hasilnya!

Sementara itu, Sekretaris Perusahaan PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Wisnu Sunandar optimistis, pertumbuhan pembiayaan akan meningkat, seiring dengan kebijakan dan stimulus dari pemerintah yang mendorong daya beli masyarakat sehingga memberikan multiplier effect bagi pertumbuhan ekonomi.

Di antaranya pembiayaan SAL, program Makan Bergizi Gratis (MBG), KPR FLPP, pembiayaan Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dan KUR Syariah.

Memasuki kuartal III/2025, ia bilang bank syariah terbesar di Indonesia ini terus memacu ekspansi bisnis agar sesuai dengan rencana bisnis yang telah ditetapkan dalam Rencana Bisnis Bank (RBB). Di mana, saat ini BSI terus mengakselerasi bisnis terutama berbasis konsumer dan ritel. 

“Segmen konsumer, ritel dan UMKM, pembiayaan berbasis payroll, bisnis Emas dan Islamic Ecosystem masih mendominasi pertumbuhan bisnis,” ujarnya.

Hingga Agustus 2025, pembiayaan BSI tumbuh mencapai Rp 296 triliun tumbuh dobel digit secara tahunan. Dengan catatan tersebut, ia berharap akan tetap dapat membukukan kinerja yang solid hingga akhir tahun.

Untuk menjaga pembiayaan yang sehat, ia juga menegaskan BSI terus meningkatkan manajemen dan pemantauan profil risiko yang tepat sesuai segmen bisnisnya. Tercermin dari NPF gross pada level 1,87%.

Baca Juga: BSI Bidik Bisnis Emas Sentuh Rp 100 Triliun di Tahun 2030

Di sisi lain, Sekretaris Perusahan PT Bank Tabungan Negara Tbk (BTN) Ramon Armando juga melihat masih ada potensi bagi bank yang fokus pada kredit properti ini untuk tumbuh dua digit. Sekadar mengingatkan, pertumbuhan kredit BTN per Agustus 2025 baru mencapai 5,66% jika dibandingkan periode sama tahun lalu.

“Kami memaksimalkan tambahan kuota KPR subsidi yang diberikan pemerintah serta memperkuat pembiayaan ekosistem perumahan,” ujar Ramon.

Ia bilang upaya tersebut akan dipacu melalui percepatan penyaluran KPR subsidi, pengembangan KPR non-subsidi, serta akselerasi kredit komersial untuk pembiayaan konstruksi perumahan dan kredit korporasi. 

“Dengan strategi tersebut, meskipun waktu yang tersisa hanya tiga bulan, BTN tetap melihat ruang akselerasi pertumbuhan, khususnya melalui integrasi pembiayaan perumahan dengan dukungan sektor komersial dan korporasi,” tambahnya.

Selanjutnya: 10 Film Action Terbaik Selama 10 Tahun Terakhir, John Wick hingga Top Gun

Menarik Dibaca: Ajak Anak Rayakan Haloween dengan Nonton Film Horor Anak-Anak Ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Video Terkait



TERBARU
Kontan Academy
AYDA dan Penerapannya, Ketika Debitor Dinyatakan Pailit berdasarkan UU. Kepailitan No.37/2004 Pre-IPO : Explained

[X]
×