kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Ini strategi bank BUKU III untuk memacu kinerja hingga akhir tahun


Selasa, 19 November 2019 / 17:40 WIB
Ini strategi bank BUKU III untuk memacu kinerja hingga akhir tahun
ILUSTRASI. Layanan nasabah di Bank Permata, Jakarta, Jumat (12/9). Sejumlah bank BUKU III yakin bisa mencatat pertumbuhan kinerja sampai akhir 2019 meski laju penyaluran kredit masih melambat. KONTAN/Baihaki/12/9/2014


Reporter: Dina Mirayanti Hutauruk | Editor: Tendi Mahadi

Flexy Bill merupakan produk financing Bank Bukopin dengan skema fasilitas talangan yang diberikan Bank Bukopin kepada para pelanggan Perusahaan Listrik Negara (PLN) untuk pembayaran tagihan listrik kepada PLN. Dengan produk ini, perusahaan bisa menunda pembayaran listrik ke PLN sampai enam bulan tanpa dikenakan pinalti sehingga memiliki keleluasaan untuk melakukan penambahan modal kerja.

Flexy Gas merupakan produk untuk menalangi pembayaran tagihan gas sejumlah industri dan skemanya mirip dengan Flexy Bill. Flexy Health adalah dana talangan untuk pembayaran tagihan rumah sakit terhadap BPJS Kesehatan, sedangkan invoice financing adalah pembiayaan kepada para pelaku usaha jasa konstruksi.

"Produk Flexi ini adalah sebagai strategi untuk membiayai modal kerja. Ini kami unggulkan karena bisa dipastikan zero NPL, tidak seperti kredit modal kerja biasa yang kemungkinan kredit macetnya lebih tinggi. Dari produk ini kami dapat fee based income," jelas Eko.

Pada kuartal III 2019, penyaluran kredit Bank Bukopin hanya tercatat Rp 66,57 triliun, turun 0,61% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp66,98 triliun. Sedangkan laba bersihnya tercatat masih tumbuh 9,8% menjadi Rp 151 miliar yang ditopang oleh kenaikan pendapatan operasional lainnya.

Baca Juga: Duh, 12 oknum Satpol PP DKI diduga terlibat pembobolan ATM

Adapun PT Bank Permata Tbk tetap akan berupaya mendorong pertumbuhan kredit sampai akhir tahun. Direktur Utama Bank Permata Ridha DM Wirakusumah mengatakan, pihaknya tidak hanya akan fokus mengejar kredit di satu sektor saja.

"Kami tidak akan seperti dulu-dulu yang hanya fokus pada sektor tambang atau perkebunan misalnya. Kami akan tetap coba untuk tumbuh merata di korporasi, konsumer, komersial dan UMKM," katanya.

Ridha menambahkan, Bank Permata saat ini tengah mencoba menggali peluang pertumbuhan dari sektor industri, pertanian dan pendidikan. Menurut Kementerian keuangan, ketiganya menyumbang porsi 40% lebih terhadap GDP namun pertumbuhannya sangat lambat."Kita mau coba fokus mendorong tiga sektor ini," ujarnya.

Bank Permata mencatat penyaluran kredit tumbuh 1% pada kuartal III menjadi Rp 107,6 triliun. Namun, laba bersih bank ini melesat 121% jadi Rp 1,09 triliun terutama ditopang oleh menurunnya kerugian nilai aset keuangan perseroan seiring NPL yang membaik. Adapun pendapatan bunga bersihnya hanya tumbuh 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×