kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   18.000   1,19%
  • USD/IDR 16.199   95,00   0,58%
  • IDX 6.984   6,63   0,09%
  • KOMPAS100 1.040   -1,32   -0,13%
  • LQ45 817   -1,41   -0,17%
  • ISSI 212   -0,19   -0,09%
  • IDX30 416   -1,10   -0,26%
  • IDXHIDIV20 502   -1,67   -0,33%
  • IDX80 119   -0,13   -0,11%
  • IDXV30 124   -0,51   -0,41%
  • IDXQ30 139   -0,27   -0,19%

Ini Tanggapan Dompet Digital Terkait Perluasan QRIS Cross Border Ke Korea Hingga Arab


Selasa, 23 Juli 2024 / 22:30 WIB
Ini Tanggapan Dompet Digital Terkait Perluasan QRIS Cross Border Ke Korea Hingga Arab
ILUSTRASI. Sejumlah dompet digital sambut positif rencana BI memperluas QRIS Cross Border ke Korea sampai Uni Emirat Arab.


Reporter: Nova Betriani Sinambela | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia bakal memperluas layanan QRIS lintas negara atau QR cross border ke sejumlah negara, yakni Korea Selatan dan Uni Emirate Arab. Sejumlah dompet digital yang fokus menggeluti layanan QRIS merespon positif upaya BI. 

Platform dompet digital PT Fintek Karya Nusantara atau kerap dikenal LinkAja mendukung upaya BI dalam penetrasi infrastruktur konektivitas keuangan digital ini. 

Chief Executive Officer LinkAja, Yogi Rizkian Bahar menyakini tidakan regulator yang memperluasan layanan ini akan berdampak positif, baik untuk kinerja bisnis maupun pengguna LinkAja. 

"Kami menyambut positif perluasan kerja sama ini. Nantinya QRIS cross border yang akan mempermudah transaksi para pengguna baik di Indonesia maupun luar negeri juga sejalan dengan tujuan LinkAja dalam memperluas ekosistem digital," kata Yogi kepada KONTAN, Selasa (23/7). 

Lebih lanjut, kata Yogi, dengan dibuka akses ke Korea Selatan dan Arab, tidak menutup kemungkinan LinkAja ikut berpartisipasi menghadirkan layanan QRIS LinkAja di negara tersebut sehingga dalam jangka panjang akan mendorong pertumbuhan transaksi QRIS. 

Baca Juga: Transaksi Digital Tumbuh Dua Digit

Terkait kinerja QRIS, Yogi mengklaim per semester-I 2024 layanan tersebut bertumbuh sebesar 20% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Kemudian segmen yang mendominasi transaksi QRIS LinkAja adalah reseller telco dari ekosistem Telkomsel, DigiPOS dengan pertumbuhan sebesar lebih dari 50% dan pembelian tiket moda transportasi perjalanan/traveling sebesar hampir 60%.

Selain itu, Platform dompet digital PT Espay Debit Indonesia Koe (DANA Indonesia) juga setuju bahwa upaya regulator menambah negara untuk layanan QRIS akan menjadi peluang bagi industri dompet digital mendongkrak kinerja.  

"Kami terus mendukung setiap inisiatif dan kebijakan regulator untuk mengimplementasikan sistem pembayaran antarnegara. Kami juga siap berpartisipasi ke negara berikutnya," kata Head of Communication DANA Indonesia Sharon Issabella. 

Lebih lanjut Sharon mengklaim layanan QR Cross Border di DANA menunjukkan kontribusi yang cukup baik. DANA mencatat layanan QRIS cross border tersedia di Thailand, Malaysia, Singapura. Dari ketiga negara itu, Sharon bilan Malaysia menjadi negara yang paling banyak menggunakan QRIS milik DANA. 

PT Astra Digital Arta (AstraPay) juga menyambut baik langkah Bank Indonesia dalam memperluas kerjasama QRIS cross border karena akan berdampak positif bagi bisnis QRIS, terutama AstraPay sebagai salah satu pelaku bisnis yang menggeluti layanan QRIS. 

"Kami melihat potensi besar dari kerjasama ini, AstraPay berkomitmen untuk terus mendukung dan aktif berkolaborasi dengan Bank Indonesia," kata Vice President Partnership AstraPay, Karnanda Kurniardhi

Sebagai bagian dari strategi ke depan dan merespon upaya BI, Karnada membeberkan AstraPay berencana melakukan eksplorasi dan pengembangan QRIS cross border pasalnya sampai saat ini AstraPay belum memiliki layanan QRIS lintas negara. 

Adapun Astra mencatat kinerja transaksi sampai dengan semester I-2024 mencapai nilai lebih dari Rp4,2 juta, naik 110% dari realisasi di periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp2 juta.

Sementara itu terkait jumlah pengguna, AstraPay mencatat jumlahnya mencapai 13,8 juta pengguna. Dari jumlah tersebut,sebanyak 7 juta merupakan pengguna aktif AstraPay. 

Dengan capaian tersebut, Astra mencatat Gross Transaction Value (GTV) sejak Astra berdiri sampai Juni 2024 mencapai Rp390 triliun. Nilai itu juga mengalami kenaikkan 83% dibandingkan tahun 2023 yang sebesar Rp212 triliiun.

Baca Juga: Ini Respon AstraPay Soal BI Perluas QRIS Cross Border Ke Korea Sampai Arab

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×