Reporter: Adhitya Himawan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Seperti halnya Bank Umum, Bank Perkreditan Rakyat (BPR) menyalurkan kredit ke berbagai sektor ekonomi. Dari Sekian banyak sektor, ada tiga sektor yang menjadi sasaran utama penyaluran kredit BPR. Pertama adalah sektor perdagangan eceran, sektor jasa kemasyarakatan sosial hiburan, dan sektor transportasi.
Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) per April 2014, jumlah kredit yang disalurkan BPR untuk sektor eceran mencapai Rp 16,46 triliun. Disusul kredit BPR untuk sektor jasa kemasyarakatan sosial hiburan sebesar Rp 2,58 triliun dan kredit untuk sektor transportasi sebesar Rp 1,81 triliun.
Masing-masing porsi kredit untuk tiga sektor tersebut dibanding total kredit BPR sebesar Rp 63,03 triliun adalah 26,11%, 4,09%, dan 1,87%.
“BPR paling banyak menyalurkan kredit di sektor perdagangan eceran. Sebab kebanyakan debitur BPR adalah para pedagang kecil, pedagang kaki lima, pedagang pasar tradisional dan lain-lain,” kata Raden Soeroso, Ketua Umum Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Milik Pemerintah Daerah Se Indonesia, Kamis (10/7).
Yang dimaksud dengan kredit untuk sektor jasa kemasyarakatan sosial hiburan adalah kredit bagi orang yang membutuhkan dana untuk mengadakan syukuran dan lain sebagainya. Sementara untuk sektor transportasi, BPR banyak menyalurkan untuk debitur kecil yang membutuhkan kendaraan, seperti sopir angkot, pick up untuk kendaraan usaha kecil dan lain sebagainya.
Adapun sektor yang menjadi sasaran penyaluran kredit terkecil di BPR adalah sektor listrik, gas, dan air. Sebab sektor ini menjadi sasaran utama bank umum dengan modal jauh lebih besar. Selain itu, pinjaman untuk sektor listrik gas, dan air kebanyakan memiliki jangka waktu pinjaman yang panjang. “Lebih cocok bank umum yang main di segmen itu,” pungkas Raden.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News