Reporter: Inggit Yulis Tarigan | Editor: Handoyo
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Mandala Multifinance Tbk (Mandala Finance) menilai penghentian insentif impor mobil listrik utuh (completely built-up/CBU) pada akhir 2025 berpotensi menekan permintaan di segmen tersebut.
“Namun tren kendaraan listrik secara keseluruhan tetap positif, terutama dengan semakin banyaknya model rakitan lokal yang lebih kompetitif,” terang Direktur Keuangan Mandala Finance, Roberto Ak Un kepada Kontan, Rabu (27/8/2025).
Ia mengungkapkan, portofolio kendaraan listrik di Mandala masih relatif kecil. Kontributor terbesar pembiayaan perusahaan saat ini masih berasal dari motor baru dan bekas, mobil bekas, serta pembiayaan multiguna.
Baca Juga: Mandala Finance Catat Pertumbuhan Pembiayaan Single Digit pada Semester I-2025
“Hingga Juli 2025, total penyaluran pembiayaan Mandala masih tumbuh single digit dibanding periode yang sama tahun lalu,” tambahnya.
Untuk segmen listrik, Mandala telah menjalin kerja sama dengan salah satu merek motor listrik, yaitu SELIS. Perusahaan juga terus mengeksplor peluang dengan merek lain guna menangkap potensi meningkatnya kebutuhan masyarakat terhadap kendaraan listrik, khususnya roda dua.
“Sementara pembiayaan mobil listrik tidak menjadi fokus karena kontribusinya belum signifikan,” jelasnya.
Baca Juga: Mandala Finance (MFIN) Belum Berencana Terbitkan Obligasi pada Sisa Tahun Ini
Ia menambahkan, sejalan dengan proyeksi APPI yang memperkirakan pertumbuhan industri di kisaran 7–8% pada 2025, Mandala optimistis prospek industri pembiayaan, termasuk kendaraan listrik akan tetap stabil.
Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menegaskan impor mobil listrik berbasis baterai alias Battery Electric Vehicle (BEV) secara utuh atau Completely Built Up (CBU) hanya berlaku sampai dengan akhir tahun ini.
Selanjutnya: Adira Finance Telah Terbitkan Obligasi Rp 3,56 Triliun per Juli 2025
Menarik Dibaca: 10 Merek Sunscreen Lokal Terbaik pada Tahun 2025
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News