Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. PT Sun Life Financial Indonesia tampaknya sudah menduga kinerja labanya tahun ini tidak akan kinclong seperti tahun-tahun sebelumnya. Karenanya, perusahaan asuransi jiwa yang berbasis di Kanada ini tidak begitu kaget ketika labanya turun hingga 93,4% pada kuartal ketiga tahun ini atau menjadi hanya Rp 4,743 miliar ketimbang periode yang sama tahun lalu, yakni Rp 72,288 miliar.
Shierly Ge, Head of Marketing Sun Life Financial Indonesia mengatakan, penurunan laba yang cukup dalam lantaran investasi yang dilakukan perseroan untuk pengembangan kanal distribusi keagenan. Perseroan menginvestasikan dana 40 juta dollar Kanada atau setara Rp 430 miliar untuk menopang bisnisnya di Indonesia.
“Investasi itu akan dilakukan secara bertahap selama tiga tahun ke depan. Sepertiga dari nilai tersebut akan dicairkan di tahun pertama untuk memperkuat jalur distribusi keagenan. Karena, keinginan kami, jumlah tenaga pemasar tumbuh dua kali lipat menjadi 15.000 agen. Ini yang membuat laba perusahaan turun tajam,” ujarnya kepada KONTAN, akhir pekan lalu.
Menurut dia, investasi untuk pengembangan kanal distribusi keagenan telah sesuai dengan rencana bisnis perseroan. Namun, bukan berarti induk Sun Life Financial Indonesia pasrah. Terbukti, induk usaha perseroan berkomitmen untuk menggemukkan modal perusahaannya di Indonesia.
Sayang, Shierly enggan menjelaskan lebih detail proyeksi labanya sampai akhir tahun nanti. “Sun Life Financial Indonesia merupakan anak usaha yang dimiliki oleh Sun Life Financial yang diperdagangkan di Toronto, New York dan bursa saham Filipina. Kami tidak dapat menjawab pertanyaan yang sifatnya belum terjadi,” tutur dia singkat.
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, laba Sun Life Financial Indonesia melorot, karena pertumbuhan jumlah bebannya lebih tinggi daripada pertumbuhan jumlah pendapatannya. Jumlah bebannya sebesar Rp 1,148 triliun pada kuartal ketiga tahun ini atau naik 25,5% ketimbang periode yang sama tahun lalu. Sementara, jumlah pendapatannya meningkat 16,8% menjadi Rp 1,153 triliun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News