Reporter: Christine Novita Nababan | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Nilai investasi PT Asuransi Harta Aman Pratama Tbk (AHAP) menciut 4,7% sepanjang tahun lalu. Nilai investasi dari tahun 2013 yang sebesar Rp 95,08 miliar turun menjadi Rp 90,52 miliar pada 2014.
Berdasarkan keterbukaan informasi AHAP, kontribusi negatif berasal dari penempatan dana investasi di obligasi saham. Jumlah investasi AHAP di obligasi melorot tajam dari Rp 7,48 miliar menjadi cuma Rp 1,49 miliar. Investasinya di keranjang saham juga semakin langsing dari Rp 3,52 miliar menjadi Rp 3,06 miliar.
Sementara, instrumen investasi lainnya berkontribusi positif, seperti reksadana yang meningkat 8,8% menjadi Rp 6,28 miliar, deposito tumbuh tipis 1%, yakni dari Rp 78,07 miliar menjadi Rp 78,68 miliar, dan investasi lainnya yang melesat dari Rp 28,61 juta menjadi Rp 804,75 miliar.
Meski jumlah investasinya terkoreksi, hasil investasi AHAP masih tumbuh 10,4% menjadi Rp 5,78 miliar hingga akhir tahun lalu. Selain itu, hasil underwriting pun naik 20,7%, yakni dari Rp 55,36 miliar pada akhir tahun 2013 menjadi sebesar Rp 66,84 miliar satu tahun setelahnya.
Peningkatan hasil underwriting tersebut berasal dari kenaikan premi bruto sebesar 20,9% menjadi Rp 335,13 miliar. Sedangkan, beban underwriting terkendali hanya meningkat 14,3% menjadi Rp 191,05 miliar. Sayangnya, jumlah beban klaim membengkak 33,3% menjadi Rp 97,47 miliar.
Sehingga, laba bersih yang dikantongi perseroan di sepanjang tahun lalu cuma Rp 22,20 miliar atau tumbuh tipis 3% ketimbang pencapaian tahun sebelumnya, yakni Rp 21,54 miliar. Kenaikan laba yang tidak seberapa ini karena bebannya tumbuh melampaui pendapatan.
Dari sisi aset, perseroan membukukan pertumbuhan sebanyak 23% menjadi sebesar Rp 365,64 miliar. Namun, kenaikan aset ini diikuti dengan peningkatan liabilitas sebesar 24% atau menjadi Rp 242,45 miliar.
"Kenaikan total aset karena meningkatnya jumlah piutang premi dan reasuransi. Sedangkan, kenaikan liabilitas karena meningkatnya cadangan teknis, yaitu estimasi klaim retensi sendiri dan premi yang belum merupakan pendapatan. Hal ini terjadi seiring dengan peningkatan premi bruto," ujar Sunyata Wangsadarma, Direktur Utama AHAP, Selasa (31/3).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News