Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi
Ia melihat lender asing melirik borrower Indonesia lantaran kepercayaan dan diversifikasi portfolio untuk pemberi pinjaman di Modalku yang telah beroperasi di Singapura, Malaysia, dan Indonesia. Apalagi Modalku telah mendapatkan izin di tiga negara operasional tersebut. Selain itu, bunga yang ditawarkan di Indonesia lebih bervariatif karena jangkauan produk yang lebih luas.
Hingga saat ini, Modalku sudah menyalurkan pinjaman senilai Rp15,19 triliun kepada para pelaku UMKM Indonesia. Pinjaman tersebut disalurkan lewat 2,35 juta pinjaman.
Baca Juga: Dompet digital DANA jajakan asuransi jiwa dan kesehatan, berapa preminya?
Kepala Bidang Kelembagaan dan Humas Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (AFPI) Tumbur Pardede bilang investor asing telah menikmati kemudahan berinvestasi secara langsung sebagai lender pada platform peer to peer lending Indonesia.
“Tenor pinjaman yang pendek (turnover tinggi), tingkat bunga pinjaman yang menarik, tingkat NPL yang terjaga yang sesuai dengan tingkat bunga pinjaman dan tingkat risiko pinjaman. Juga potensi pasar pinjaman P2P lending yang sangat besar secara nasional yang masih belum tergarap utamanya segmen masyarakat yang berkategori unbankable and underserved,” ujar Tumbur kepada Kontan.co.id.
Ia melihat ada parameter dan analisis makro dan mikro lender asing memilih P2P lending Indonesia dibanding negara lain. Tumbur menyebut secara makro, Indonesia memiliki jumlah penduduk yang besar dengan sumber daya alam melimpah.
Baca Juga: P2P lending Pintek salurkan pinjaman senilai Rp 54,9 miliar
“Itu merupakan suatu kue atau pasar yang potensial bagi Investor asing. Kondisi Politik yang stabil, kondisi ekonomi yang cukup baik yang ditunjang oleh perangkat peraturan perundang-undangan yang baik serta hal-hal makro lainnya,” ujar Tumbur kepada Kontan.co.id.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News