kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga biaya dana, BNI yakin bisa jaga NIM di level 4,7% hingga 4,9% sepanjang 2021


Senin, 25 Oktober 2021 / 18:04 WIB
Jaga biaya dana, BNI yakin bisa jaga NIM di level 4,7% hingga 4,9% sepanjang 2021
ILUSTRASI. Nasabah melakukan transaksi keuangan di kantor cabang BNI Jakarta, Senin (11/10). ./pho KONTAN/Carolus Agus Waluyo/11/10/2021.


Reporter: Maizal Walfajri | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk yakin target net interest margin (NIM) yang ditetapkan di awal tahun bisa tercapai. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyatakan akan menjaga NIM di kisaran 4,7% hingga 4,9% di akhir 2021. 

“Strateginya kombinasi pendapatan kredit dan efisiensi biaya dana. Yield aset kami proyeksikan stabil dengan tambahnya utilisasi kredit baru dari debitur top tier, mengingatkan kredit konsumer berbasis digital seperti paylater,” kata Novita pada Senin (25/10).

Selain itu, BNI juga akan melanjutkan efisiensi biaya dana atau cost of fund (COF). Terlebih pencapaian COF pada kuartal ketiga 2021 berada pada level terendah dalam 10 tahun terakhir. Oleh sebab itu, BNI akan terus memperkuat dana murah atau current account and saving account (CASA). Ia yakin langkah ini bisa menjadi pondasi yang kuat dalam menyalurkan kredit.

Dalam sembilan bulan pertama 2021 ini, BNI mencatatkan NIM di level 4,8%. Pencapaian itu membaik dibandingkan posisi yang sama tahun lalu di level 4,3%. Sedangkan rasio CASA terus naik dari 65,4% di September 2020 menjadi 69,7% di September 2021. 

Baca Juga: BNI sebut pertumbuhan kredit tahun depan bisa kembali tumbuh hingga 10%

NIM ini turut berkontribusi pada pertumbuhan laba bersih sebesar 73,9% secara Year on Year (YoY) pada kuartal ketiga 2021. Laba itu naik dari Rp4,3 triliun pada September 2020 menjadi Rp7,7 triliun pada September 2021.

“Pertumbuhan laba ini utamanya berasal dari pertumbuhan Fee Based Income dan Net Interest Income masing-masing sebesar 16,8% dan 17,6% secara YoY,” ujar Direktur Utama BNI Royke Tumilaar pada paparan virtual pada Senin (25/10).

Ia bilang pencapaian ini juga merupakan hasil dari transformasi digital BNI yang salah satunya ditujukan untuk penguatan kapabilitas dalam transactional banking. BNI mencatat kinerja penghimpunan dana murah yang sangat sehat, salah satu faktor pendukung kredit yang solid. 

Dimana komposisi himpunan dana murah atau CASA mencapai 69,7% dari total Dana Pihak Ketiga (DPK) atau tertinggi dalam 10 tahun terakhir ini.

CASA tumbuh 8% YoY, yaitu dari Rp 431,3 triliun pada Kuartal 3 – 2020, menjadi Rp 465,7 triliun pada Kuartal 3 – 2021. CASA mendominasi DPK yang juga tumbuh 1,4% YoY dari Rp 659,52 triliun pada Kuartal 3 – 2020 menjadi Rp 668,55 triliun pada Kuartal 3 – 2021. Pertumbuhan CASA tersebut berdampak pada penghematan beban bunga sebesar 10 basis point dari kuartal sebelumnya.

Baca Juga: BI Fast akan pangkas pendapatan komisi bank, tapi tak signifikan

Pendapatan Operasional sebelum Pencadangan (PPOP) tumbuh 21,0% YoY yang tercapai dengan adanya struktur pendanaan (funding) berbiaya murah yang kuat, dimana berkontribusi dalam recovery Net Interest Margin (NIM) sebesar 50 basis point YoY.

Pendapatan Bunga Bersih (NII) meningkat 17,6% YoY, yaitu dari Rp 24,39 triliun dari Kuartal 3 – 2020 menjadi Rp 28,70 triliun pada Kuartal 3 – 2021. Pertumbuhan NII ini merupakan efek pendistribusian kredit BNI yang masih tumbuh 3,7% YoY, yaitu dari Rp 550,07 triliun pada Kuartal 3 – 2020, menjadi Rp 570,64 triliun pada Kuartal 3 – 2021.




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×