kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45934,34   5,98   0.64%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jaga Biaya Dana Saat Suku Bunga Naik, Berikut Strategi Tiga Bank BUMN Ini


Sabtu, 27 Agustus 2022 / 08:30 WIB
Jaga Biaya Dana Saat Suku Bunga Naik, Berikut Strategi Tiga Bank BUMN Ini


Reporter: Ferrika Sari | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank BUMN menyiapkan strategi untuk mengantisipasi kenaikan biaya dana alias cost of fund sebagai efek dari kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI). Salah satu antisipasi yang dilakukan adalah dengan fokus menghimpun dana murah.

Melalui strategi tersebut, biaya dana perbankan menjadi lebih efisien saat permintaan kredit makin deras. Bahkan strategi tersebut diperkirakan akan mendorong pertumbuhan pendapatan dan laba sampai akhir tahun. 

Bank BRI misalnya, yakin biaya dana secara konsolidasi bisa terjaga pada kisaran 1,9% sampai akhir tahun. Sekretaris Perusahaan BRI, Aestika Oryza Gunarto mengatakan, perusahaan akan fokus meningkatkan porsi CASA. 

"Peningkatan dana murah tak terlepas dari optimalisasi BRI terhadap 130 juta nasabah perseroan. Strategi tersebut dilakukan melalui penyediaan produk CASA BRI yang lengkap serta produk Giro," kata Aestika, Jumat (26/8). 

Baca Juga: Pefindo Sematkan Rating A+ dengan Prospek Stabil ke Bank Muamalat

Untuk produk tabungan sendiri, BRI memiliki Tabungan BRI BritAma, Simpedes dan Tabunganku. Bank pelat merah ini juga akan terus memperkuat fitur dan transaksi keuangan melalui Super App BRImo. 

Berbagai strategi tersebut dibarengi dengan memperluas layanan Agen BRILink untuk memberikan dampak positif terhadap dana murah, dimana hingga akhir Kuartal II 2022 agen BRILink mampu menghimpun dana murah sebanyak Rp 18,6 triliun.

"Perseroan juga menyediakan platform pembayaran yang disesuaikan untuk menangkap potensi pertumbuhan baru melalui BRI Open API," terangnya. 

Kemudian mengakselerasi akuisisi rekening secara digital melalui digital saving, mendorong transaksi berbasis CASA menjadi source of fund digital ecosystem platform, meningkatkan transaksi CASA pada ekosistem merchant seperti rumah sakit, universitas, sekolah, pesantren dan lainnya. 

Sementara BNI berupaya menekan biaya dana valas karena likuiditas valas yang lebih ketat. Perseroan juga akan menjaga pertumbuhan dana murah melalui layanan BNI Mobile Bnaking dan BNIDirect. 

Strategi tersebut terbukti menekan COF BNI. Tercatat COF BNI turun dari 1,7% menjadi 1,4% pada Juni 2022. Direktur Keuangan BNI Novita Widya Anggraini menyebut, penurunan tersebut berkat strategi perseroan dalam mengelola dana murah yang rasionya telah mencapai 69,2%.  

Baca Juga: Ini Sejumlah Dampak yang Dihadapi Saat UUS Perbankan Spin Off

"Penyumbang CASA terbesar adalah nasabah tabungan yang aktif melakukan transaksi melalui BNI Mobile Banking dan giro dari nasabah pengguna cash management services pada BNIDirect," terang Novita. 

Sampai dengan Juni 2022, pengguna BNI Mobile Banking telah berkontribusi terhadap 59,2% total tabungan. Sementara 92,0% dana giro dikontribusikan oleh pengguna layanan cash management

Tak berbeda, BTN juga fokus mengejar dana murah agar biaya dana turun. Direktur Distribution dan Funding Bank BTN Jasmin optimistis dana murah BTN akan meningkat sampai akhir tahun meski bunga acuan BI naik.

"BTN menargetkan dana murah berada di kisaran 46% - 47% sampai akhir tahun," terang Jasmin. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×