Reporter: Adrianus Octaviano | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menghadapi kondisi ekonomi 2023 yang diprediksi lebih menantang, PT BRI Multifinance Indonesia (BRI Finance) sudah menyiapkan strategi penerapan manajemen risiko.
Strategi tersebut disiapkan untuk menjaga portofolio pembiayaan terkelola secara baik. Dimana, perusahaan memiliki target non performing financing (NPF) di bawah 2,5%.
“Kami senantiasa melakukan panjagaan ketat atas rasio NPF. Tujuannya untuk menanggulangi potensi risiko dari kondisi ekonomi yang fluktuatif,” kata Direktur Manajemen Risiko BRI Finance Ari Prayuwana dikutip dari keterangan resminya, Rabu (30/11).
Baca Juga: Bankir Optimistis Kredit Konsumer Masih Tumbuh Optimal di 2023
Rasio NPF BRI Finance hingga kuartal III-2022 tercatat 1,98%. Adapun hingga akhir tahun ini BRI Finance mematok target NPF gross sekitar 2,1% sedangkan tahun depan di level 2,2%.
Ari melihat ekonomi nasional dihadapkan pada beberapa tantangan ke depan yang timbul karena ketidakpastian ekonomi global, antara lain karena inflasi global yang tinggi dan direspon bank sentral di berbagai negara termasuk di Tanah Air dengan kenaikan suku bunga.
Salah satu strategi yang dilakukan untuk menjaga kualitas pembiayaannya adalah menerapkan selective growth. Artinya, perusahaan membuat kebijakan bahwa yang boleh dibiayai adalah sektor-sektor yang potensi risikonya rendah.
“Kami memilih debitur-debitur yang memang bagus. Itu yang kami terapkan sejak 2020, dan akan kami lanjutkan dalam menghadapi tantangan ke depan,” lanjut Ari.
Baca Juga: BRI Finance Targetkan Pertumbuhan Pembiayaan hingga 25% di 2023
Selanjutnya, pihaknya juga melakukan switching portofolio dari mayoritas pembiayaan komersial, kini beralih ke segmen konsumer yang lebih ritel. Alhasil, risiko per debitur lebih rendah.
Kemudian, Ari bilang BRI Finance menerapkan credit risk scoring, sehingga bisa mempercepat proses pengambilan keputusan pembiayaan. Dalam kerangka manajemen risiko, perusahaan membangun perangkat proteksi dini atau early warning system untuk portofolio di level unit kerja dan individu untuk menjaga kualitas aset.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News