kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Jaga likuiditas, bank tak hanya andalkan dana simpanan nasabah


Senin, 16 Juli 2018 / 14:33 WIB
Jaga likuiditas, bank tak hanya andalkan dana simpanan nasabah
ILUSTRASI. Bank Mayapada


Reporter: Laurensius Marshall Sautlan Sitanggang | Editor: Sanny Cicilia

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah bank menilai memasuki paruh kedua tahun 2018, likuiditas perbankan bakal mengetat. Hal ini sejalan dengan analisis yang dilakukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) yang menyebut posisi loan to deposit ratio (LDR) tengah mengalami kenaikan.

Per Mei 2018 LPS mencatat LDR berada di level 91,43% mengetat dibanding beberapa bulan sebelumnya. Selain itu, LPS juga memproyeksi LDR perbankan bakal berada di atas 91% pada akhir tahun 2018.

Direktur Utama PT Bank Mayapada Internasional Tbk Hariyono Tjahjarijadi mengatakan, per Juni 2018, posisi LDR perseroan berada di level 90%. Posisi ini menurut Hariyono praktis tak bergerak dari capaian pada Semester I 2017 silam. Hal ini utamanya dikarenakan pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) atau dana simpanan nasabah yang lebih lambat dari pertumbuhan kredit.

"DPK kami tumbuh hampir 9%, namun menurut saya likuiditas saat ini masih normal saja," katanya kepada Kontan.co.id, Senin (16/7). Lebih lanjut, pihaknya menjelaskan sampai akhir tahun LDR akan dijaga di atas 90%.

Walau LDR terbilang mengalami pengatatan, bank milik taipan Dato Sri Tahir ini menyebut dari sisi likuditas saat ini perseroan masih cukup longgar. Meningat pada triwulan III 2018 Bank Mayapada akan mendapat penambahan modal sebesar Rp 2 triliun yang akan dipakai sebagai amunisi ekspansi kredit.

Tak hanya itu, bank bersandi emiten MAYA ini juga akan mencari tambahan dana lewat sub debt sebesar Rp 1,5 triliun pada tahun ini.

"Penambahan modal dan surat utang tidak masuk hitungan DPK, sehingga LDR-nya tinggi. Seolah-olah likuiditas mengetat padahal melimpah," sambungnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (Bank Banten) Fahmi Bagus Mahesa juga mengatakan kondisi LDR saat ini cenderung mengalami peningkatan.

Catatan perseroan, per Mei 2018 tercatat LDR Bank Banten berada di level 86,57%, atau masih lebih rendah dibandingkan rata-rata industri. Hal ini dikarenakan pertumbuhan kredit masih lebih pelan dibandingkan DPK. "Pertumbuhan kredit dan DPK sampai dengan bulan Mei 2018 dari akhir tahun 2017 masing-masing sebesar 9,47% dan 16,29%," katanya.

Lebih lanjut, Fahmi menjelaskan kondisi likuditas saat ini dipengaruhi oleh beberapa momen seperti Pilkada serentak di hampir seluruh Provinsi Tanah Air. Selain itu, langkah Bank Indonesia dengan menaikkan tingkat 7 Days Reverse Repo Rate dengan pertimbangan volatilitas Rupiah semakin tinggi.

"Rupiah menembus level Rp 14.000, maka tentunya likuiditas perbankan akan sangat ketat, namun demikian Bank Banten pada tahun 2018 ini merencanakan penerbitan MTN dan rencana rights issue untuk memperkuat permodalan dan meningkatkan likuiditas," tuturnya.

Adapun, untuk akhir tahun 2018 bank bersandi emiten BEKS ini merencanakan LDR terjaga di kisaran 92%. Hal ini sejalan dengan pertimbangan perseroan masih dalam posisi sehat dibarengi dengan penyaluran kredit yang dapat meningkatkan pendapatan bunga sehingga mampu berpengaruh terhadap net interest margin (NIM) juga.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×