Reporter: Yuliani Maimuntarsih | Editor: Sanny Cicilia
JAKARTA. Menjelang tutup tahun, berbagai perusahaan penjaminan daerah (Jamkrida) optimistis mencapai target yang ditetapkan. Apalagi, beberapa perusahaan mendapat tambahan modal dari induk, sehingga bisa mengejar ekspansi lebih gesit.
HM Syahrul Davi, Direktur Utama Jamkrida Jawa Barat (Jabar) mengatakan siap menggeber penjaminan kredit setelah mendapat tambahan modal. Saat ini, modal Jamkrida sebesar Rp 100 miliar, lebih banyak Rp 25 miliar dibandingkan September lalu.
Hingga pertengahan Desember ini, Jamkrida Jabar menjamin kredit senilai Rp 329 miliar. Manajemen menarget kanhingga akhir tahun nanti bisa mengkover kredit hingga Rp 700 miliar. “Memang masih jauh, akan tetapi kami optimistis tercapai," kata Syahrul Davi, Senin (16/12).
Jamkrida Jabar yakin, bisa mengejar target tersebut setelah menjamin kerjasama dengan beberapa mitra baru, yaitu Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) untuk penjaminan produktif. Serta menggarap kredit produktif dan non-produktif dari perusahaan yang terafiliasi, yaitu Bank Jabar Banten (BJB).
Sekadar informasi, hingga akhir kuartal III lalu, BJB mengucurkan kredit sekitar Rp 44 triliun, tumbuh 34% year on year. Pertumbuhan BJB merupakan yang tertinggi dibandingkan perbankan nasional lain. Sebanyak 12,5% dari total penyaluran kredit mengalir ke kredit mokro. Paling tinggi dari kredit konsumsi sebesar 63,5% dan sisanya kredit komersial.
Mengandalkan UKM
Jamkrida Jabar yang baru beroperasi Juli 2013 lalu, kini memiliki 4.281 nasabah dan aset Rp 100 miliar. Dengan penguatan modal, penambahan mitra baru dan pesatnya pertumbuhan kredit BJB, Jamkrida Jabar menargetkan, tahun depan menjamin kredit hingga senilai Rp 1,2 triliun.
Syahrul bilang, hingga saat ini masih memprioritaskan penjaminan kredit usaha kecil menengah (UKM). Sejatinya, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah membolehkan Jamkrida menjajakan bisnis penjaminan proyek atau suretyship di tahun ini. Namun Jamkrida Jabar baru menjajal lini usaha tersebut tahun depan. "Kami juga akan mengembangkan bisnis penjaminan syariah tahun depan," kata Syahrul. Suntikan modal ke divisi syariah sebesar Rp 10 miliar.
Manajemen Jamkrida Bali Mandara juga mengaku masih mengandalkan penjaminan kredit sektor UKM, dan baru akan mencoba bisnis suretyship tahun depan. "Kami masih memberikan pinjaman di sektor UKM,” kata I Ketut Widiana Karya, Direktur Utama Jamkrida Bali Mandara.
Hingga saat ini, Jamkrida Bali mengemas penjaminan kredit sekitar Rp 826 miliar dari 7.392 debitur. “Kami sudah melampaui target Rp 750 miliar," kata Widiana.
Modal Jamkrida Bali tahun ini Rp 53 miliar dan akan ditambah lagi sekitar Rp 400 juta di akhir tahun ini. Perusahaan beraset Rp 60 miliar ini mengumpulkan laba bersih Rp 400 juta saat ini dari target Rp 500 juta di tahun 2013.
Widiana bilang, tahun depan berencana melakukan penambahan modal. Selain itu, perusahaan juga akan menambah mitra baru dan menggandeng 15 bank perkreditan rakyat (BPR) lagi .
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News