Reporter: Issa Almawadi, Mona Tobing |
BOGOR. Menjelang pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) tahun depan, PT Jamsostek dan PT Asuransi Kesehatan (Askes) terus berupaya berbagi tugas menyelesaikan pekerjaan rumah berat mereka. Ada tujuh program yang menjadi persiapan Jamsostek.
Urusan teknologi informasi dan transformasi kepesertaan menjadi fokus utama. Jamsostek kini mendata ulang 28 juta peserta yang tersebar di seluruh Indonesia. Ada yang telah pensiun dan meninggal, kini jumlah peserta aktif 11,9 juta. "Setelah menjadi BPJS, kami yakin meraih 37,3 juta peserta pada tahun 2017," kata Herdi Trisanto, Direktur Keuangan Jamsostek, kemarin.
Jamsostek tak segan menggandeng PT Askes dalam memanfaatkan data kepesertaan. Sekadar informasi, Jamsostek akan merger dengan Askes melayani asuransi kesehatan dan jaminan hari tua.
Program kepesertaan juga akan dilengkapi dengan program lain, seperti pelayanan, penguatan basis data dan teknologi, pembenahan sumber daya manusia (SDM), keuangan, hingga penerapan prinsip good corporate governance (GCG).
Transformasi komplet
Program lain yang tetap menjadi perhatian Jamsostek adalah pemilihan investasi dengan instrumen yang menguntungkan. Jeffry Haryadi, Direktur Investasi Jamsostek, menjelaskan, perusahaan tersebut saat ini melakukan diversifikasi investasi di sembilan instrumen.
Produk layanan menjadi salah satu fokus dalam proses transformasi ini. Jamsostek kini mengejar kerjasama dengan pihak-pihak lain, seperti pemerintah daerah, perusahaan BUMN seperti Telkom dan perbankan untuk memperkuat layanan dan fasilitas.
Salah satunya adalah pembaruan kartu peserta Jamsostek. Elvyn G. Masassya, Direktur Utama Jamsostek, menjelaskan kartu tersebut akan dipersenjatai berbagai macam manfaat. Pertama, dapat mengecek saldo di Jamsostek. Kedua, sebagai kartu diskon pada beberapa gerai ritel. Terakhir, bisa digunakan untuk menabung di rekening bank.
Untuk mewujudkan ide ini, Jamsostek akan bekerjasama dengan bank tanah air. "Tahun depan kami menargetkan kartu ini dapat diluncurkan. Manfaatnya nanti bisa dirasakan peserta," ujar Elvyn.
Persiapan lain, Jamsostek juga tengah membuka 512 gerai tambahan di seluruh Indonesia yang nantinya menjadi unit pelayanan BPJS.
Sementara Askes mengklaim, hampir rampung mengurus pengalihan jumlah peserta. Salah satu upaya pendukungnya, penambahan server untuk basis data.
Nanti, sebanyak 121 juta jiwa penduduk akan terkover dalam sistem baru BPJS. "Kami harus menyiapkan sistem database sejalan kerjasama dengan berbagai instansi pemerintahan dan perbankan," ujar Purnawarman Basundoro, Direktur Keuangan Askes.
Askes membereskan proses tersebut bersama dengan organisasi penyelenggara pelaksana transformasi (OPPT). Ini merupakan badan yang bertugas melakukan transformasi di bidang keuangan, organisasi, perencanaan BPJS. Selain itu juga Askes bersama Jam-sostek membentuk forum untuk pengalihan peserta kedua perusahaan tersebut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News